Jambi – Suasana di Kelurahan Beliung, Kecamatan Alam Barajo Sabtu pagi tampak berbeda. Di tengah cuaca yang cerah, warga dan Pujakesuma bergotong royong membangun fasilitas umum.
Ikut bersama, Dr. Maulana, yang juga berbaur bergotong royong. Sebagai pembina Pujakusuma Kota Jambi sekaligus calon kuat Walikota Jambi, kehadiran Maulana tak sekadar simbolik.
Ia terjun langsung membantu warga. Itu menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan Kampung Bahagia yang selama ini digadang-gadangkannya.
"Ini kali kedua dalam beberapa minggu terakhir saya bergotong royong di sini. Semangat warga Beliung sungguh luar biasa dan inspiratif. Kegiatan seperti ini memperkuat keyakinan saya bahwa program Kampung Bahagia akan sukses, tentu dengan ridho Allah," ujar Maulana.
Namun, Maulana tak hanya datang untuk menyampaikan pesan. Ia ikut bekerja. Bagi Dr. Maulana, gotong royong bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata dari sebuah strategi pembangunan berbasis kebersamaan yang telah lama ia canangkan.
Bukan sekadar janji politik, ia benar-benar memperlihatkan bahwa konsep Kampung Bahagia bisa dirasakan langsung oleh warga.
Gotong Royong: Kekuatan Riil Pembangunan
Di balik gagasan Kampung Bahagia, Maulana menggarisbawahi bahwa gotong royong adalah jantung dari pembangunan yang sejati. Di saat kebanyakan pemimpin berbicara tentang infrastruktur, ia justru menyentuh aspek paling mendasar dari sebuah kemajuan, yaitu keterlibatan masyarakat.
"Hari ini, kita melihat sendiri bagaimana warga dari semua lapisan datang, berkeringat bersama untuk membangun poskamling. Ini bukti bahwa gotong royong adalah kekuatan pembangunan yang tidak bisa dipandang sebelah mata," tegasnya.
Poskamling, yang menjadi salah satu proyek utama dalam gotong royong hari itu, merupakan simbol penting dari keamanan dan kenyamanan warga.
Maulana menilai bahwa pembangunan fasilitas ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga cerminan dari kepedulian dan solidaritas masyarakat.
"Pujakusuma punya inisiatif cemerlang dengan memanfaatkan lahan kosong untuk membangun poskamling. Ini langkah konkret untuk meningkatkan keamanan warga, yang menjadi bagian penting dari visi kami untuk Jambi yang lebih aman dan nyaman," ungkapnya.
Kampung Bahagia: Bukan Janji Kosong
Yang membedakan Maulana dari kandidat lainnya adalah visinya yang holistik terhadap pembangunan. Kampung Bahagia, katanya, bukan hanya soal sanitasi dan jalan, tetapi menyentuh esensi dari kesejahteraan sosial.
Ia tak sekadar membicarakan dana Rp 100 juta per RT sebagai angka, tetapi lebih jauh dari itu—bagaimana dana tersebut akan menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama membangun lingkungan yang lebih baik.
"Kita tahu bahwa kampung bahagia ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tapi juga soal fasilitas umum dan sosial yang dibangun secara gotong royong. Semangat kebersamaan inilah yang menjadikan kampung-kampung kita benar-benar bahagia,"ujar Maulana.
Dr. Maulana, dengan pendekatannya yang langsung dan tanpa basa-basi, mengkritik bahwa pembangunan yang sejati tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Dibutuhkan dorongan dan keterlibatan langsung dari warga.
"Hari ini saya semakin yakin bahwa gotong royong adalah kekuatan pembangunan yang tak tergantikan. Tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, visi Kampung Bahagia akan sulit terwujud. Dan saya melihat sendiri semangat warga Beliung, saya percaya kita bisa mewujudkannya," tutupnya.
Dengan gaya kepemimpinan yang lebih menyentuh akar masalah dan strategi pembangunan yang lebih membumi, Maulana menawarkan sebuah visi yang berbeda.
Tidak hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga penguatan sosial, yang diyakini akan membawa Jambi ke arah yang lebih baik. Gotong royong adalah simbol dan kekuatan yang diusung Maulana untuk membangun Kota Jambi, tak hanya secara fisik, tetapi juga dari hati warganya.(*)
Add new comment