Opini

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI

Oleh:

Dr. FAHMI RASID,.S.E,.M.Ap*

Visi dan misi kepala daerah merupakan kompas pembangunan daerah. Visi menggambarkan arah tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, sementara misi merumuskan langkah strategis untuk mencapainya. Keberhasilan seorang kepala daerah tidak diukur dari seberapa indah visi dan misi itu ditulis, melainkan dari sejauh mana visi dan misi tersebut mampu diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan masyarakat.

Pemerintah Bukan Kaum Sufi, Mengapa Gubernur Harus Masuk ke Kamera Rakyat?

Oleh:

MUAWWIN MM*

Saya hadir langsung pada Musrenbang RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, Rabu pagi, 21 Mei 2025, di Swiss-Belhotel Kota Jambi. Ruang ballroom dipenuhi bupati/wali kota, kepala OPD, akademisi, hingga Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya. Di panggung utama, Gubernur Al Haris memaparkan arah pembangunan lima tahun ke depan dengan tenang, runtut, dan sarat data.

Kita dan Allah itu Seperti Sepasang Kekasih yang Sama-sama Bucin

Oleh :

Ahmad Inung

Cinta atau hubb adalah salah satu istilah penting dalam dunia tasawuf. Rabiatul Adawiyyah, misalnya, adalah salah satu tokoh sufi yang menjadi icon dari tasawuf yang didorong oleh rasa kasmaran kepada Allah. Salah satu puisi cinta Rabiatul Adawiyah yang sangat terkenal adalah sebagai berikut:

Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu

BLACK INVESTMENT

Oleh:

Dr. Sudirman, SE.M.E

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari

Investasi bagi pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mendorong pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah antara lain: Investasi Infrastruktur, Investasi Pendidikan dan pelatihan, investasi Kesehatan, pengembangan ekonomi, investasi energi terbarukan serta kemitraan dengan swasta. 

Siapa Pemenang Sejati dari Kemenangan ini?

Setelah takjil dan shalat maghrib berjamaah, kami makan bersama mengelilingi sebuah meja. Di perjamuan itu, saya duduk tepat di samping kanan sang Guru. Saya agak rikuh mengambil lauk di depannya. Jika bukan karena dipaksa, saya tidak ingin makan bersamanya. Bukan apa-apa, itu hanya akan membatasi “ruang gerak” saya dalam menikmati makanan.