Polemik seputar kepengurusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jambi kembali mencuat. Kali ini, sejumlah pengurus yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan (SK) KADIN Jambi, yang ditandatangani oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsyad Rasid, meminta agar nama mereka dikeluarkan dari kepengurusan.
Ritas Mairiyanto, salah satu pengurus KADIN Jambi periode sebelumnya, mengungkapkan bahwa banyak nama dalam SK yang disusun Usman Sulaiman, Ketua KADIN Jambi saat ini, dimasukkan tanpa konfirmasi.
Beberapa nama yang keberatan antara lain Yudi Gani, M. Ichsan (Bendahara Umum Gapensi), Evi Julianti, dan sejumlah anggota dewan aktif lainnya. Mereka menolak terlibat dalam kepengurusan KADIN Jambi dengan alasan fokus pada tugas-tugas di lembaga legislatif.
“Saya mendengar langsung dari rekan-rekan, beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) yang menjadi syarat wajib untuk menjadi pengurus KADIN. Ini tentu sangat mengherankan karena mekanisme dasar saja tidak dijalankan dengan baik,” ujar Ritas Mairiyanto.
Fenomena ini menambah panjang deretan kontroversi yang melibatkan Usman Sulaiman dalam memimpin KADIN Jambi. Sebelumnya, telah ada kritik tajam dari sejumlah pihak terkait sikap Usman Sulaiman yang menolak hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) KADIN yang mengukuhkan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum KADIN Indonesia.
Usman Sulaiman bersikeras mempertahankan posisisi Arsyad sebagai ketua umum KADIN.
Sebelumnya, beberapa nama seperti Mirza Hafiz, Sutan Adil Hendra, dan Rocky Candra, yang juga dimasukkan dalam SK, secara tegas menyatakan bahwa nama mereka dicatut tanpa konfirmasi. Paut Sakarin, pengusaha sekaligus politisi senior Gerindra, bahkan menekankan bahwa semua kader Gerindra di KADIN tetap tegak lurus di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, yang mendukung KADIN hasil Munaslub.
“Kader Gerindra sudah pasti tegak lurus pada Prabowo. Kami mendukung penuh KADIN hasil Munaslub, dan tidak ikut dalam kepengurusan yang lain,” ungkap Paut.
Jefri Bintara Pardede, Sekretaris Tim Transisi KADIN Jambi, juga mengkritik keras langkah Usman Sulaiman yang dianggap semakin memperkeruh suasana dan mengganggu solidaritas di tubuh KADIN Jambi.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah konsolidasi, bukan memancing polemik yang tidak perlu. Tindakan Usman Sulaiman malah membuat situasi makin tidak kondusif,” ujar Jefri.
Jefri menyoroti kepemimpinan Usman yang dinilai tidak sejalan dengan upaya membangun solidaritas di Jambi.
“Kepemimpinan harus membangun dan mempererat, bukan malah memecah-belah,” tegasnya.
Dengan adanya berbagai pihak yang meminta dikeluarkan dari SK kepengurusan Usman Sulaiman, serta penolakan beberapa anggota dewan aktif, semakin terlihat bahwa ketidakpuasan atas manuver yang dilakukan oleh Usman Sulaiman bukan hanya isu internal, tetapi sudah menjadi pembicaraan publik.(*)
Add new comment