Sarolangun - Prestasi luar biasa diraih Nurul Mukminin, seorang gadis berusia 18 tahun asal Kabupaten Sarolangun, yang berhasil lolos melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan diterima di Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (UNJA). Dengan penuh rasa bangga, Nurul mengisahkan perjalanannya yang penuh semangat dan inspiratif.
Nurul Mukminin, anak dari seorang marbot masjid, tumbuh dengan tekad kuat meski sering kali menghadapi pandangan skeptis dari sekitarnya. Namun, semangat juangnya tak pernah surut. "SNBP di Kedokteran UNJA memang pilihan pertama saya. Ketika saya lolos, saya sangat senang dan bersyukur. Ini adalah impian saya sejak lama," ujar Nurul dengan mata berbinar.
Sejak SD, Nurul sudah bercita-cita menjadi dokter. Meski sempat terhenti sejenak di kelas 2 SMA karena menyadari besarnya biaya pendidikan kedokteran, Nurul kembali membangkitkan semangatnya saat mengetahui adanya jalur SNBP. "Keinginan menjadi dokter saya hidupkan kembali setelah mengetahui bisa mengikuti SNBP. Ini adalah jalan untuk menggapai impian saya tanpa terbebani biaya yang besar," jelasnya.
Selama di SMA, Nurul selalu meraih prestasi gemilang. Ia kerap menjadi juara kelas dengan nilai yang terus meningkat dan pernah menjadi juara umum 1 saat kelas XII. Tak hanya di bidang akademik, Nurul juga aktif dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) selama dua tahun dan pernah menjabat sebagai sekretaris. Di luar akademik, Nurul juga meraih juara 2 Lomba Debat Bahasa Indonesia se-Kabupaten Sarolangun dan juara 2 Olimpiade Sains Nasional Bidang Biologi tingkat kabupaten dan provinsi.
Orang tua Nurul, meski dengan keterbatasan ekonomi, selalu mendukung penuh cita-citanya. "Saya sangat senang dengan pencapaian ini. Orang tua saya sangat bangga. Mereka selalu berdoa semoga ini menjadi keberkahan hidup saya agar bisa hidup lebih baik dari mereka," ungkap Nurul dengan penuh rasa syukur.
Nurul berpesan kepada teman-temannya yang mungkin menghadapi kondisi ekonomi serupa agar tidak pernah menyerah pada cita-cita mereka. "Pokoknya jangan malu untuk bercita-cita setinggi apapun. Tidak ada yang mustahil jika kita selalu berusaha. Jangan mudah patah semangat hanya karena dipatahkan oleh orang yang ekonominya di atas kita. Justru berbanggalah, karena dengan ekonomi yang di bawah, kita bisa masuk melalui prestasi kita," pungkasnya.
Kisah Nurul Mukminin ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, tidak ada yang mustahil untuk dicapai. Semoga perjalanan Nurul di dunia kedokteran terus membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi dirinya dan keluarganya.(*)
Add new comment