Langit Muara Bulian tampak biru cerah di pagi hari itu, seperti turut merayakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Batanghari yang ke-76. Suasana di Pedestarian Aek Meliuk penuh dengan semangat dan keceriaan. Ratusan masyarakat dari berbagai pelosok Kabupaten Batanghari berkumpul, memenuhi area yang telah dihias dengan bendera dan hiasan warna-warni. Mereka datang bukan hanya untuk menjadi saksi, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah.
Hari itu, Kamis, 12 Desember 2024, menjadi momen yang tidak akan terlupakan bagi banyak orang. Pemerintah Kabupaten Batanghari telah menyelenggarakan berbagai perlombaan permainan tradisional untuk merayakan HUT ke-76. Warga dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, berkumpul dengan antusias untuk mengikuti atau menyaksikan lomba terompah dan permainan ladang yang menjadi sorotan utama.
Suara teriakan semangat dan tawa riang terdengar memenuhi udara. Di sudut lapangan, kelompok-kelompok peserta sedang mempersiapkan diri dengan terompah kayu besar, bekerja sama mengatur langkah agar bisa melangkah serentak. Anak-anak kecil bersorak mendukung tim favorit mereka, sementara para ibu dengan wajah ceria mengatur strategi permainan ladang.
"Saya teringat masa kecil dulu," ujar seorang wanita paruh baya bernama Maryam, yang datang bersama cucunya. Mata Maryam berkaca-kaca saat menyaksikan anak-anak bermain permainan ladang, mengingatkan dirinya pada masa kecil ketika ia sering bermain di sawah bersama teman-temannya.
Maryam bukan satu-satunya yang merasakan nostalgia. Banyak warga yang menganggap kegiatan ini sebagai pengingat manis akan masa lalu, di mana permainan tradisional menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Kabupaten Batanghari, Ibnu Satria Ramadhan, turut hadir di tengah-tengah kemeriahan. Dalam wawancaranya, Ibnu menyampaikan bahwa ini adalah pertama kalinya Kabupaten Batanghari mengadakan perlombaan permainan tradisional dalam rangka peringatan HUT.
"Selain sebagai bentuk rekreasi, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Batanghari," ungkapnya.
Ibnu melanjutkan bahwa permainan tradisional tidak hanya sebatas hiburan, tetapi juga warisan budaya yang harus terus dijaga.
"Harapan kita tahun depan bisa dilaksanakan kembali sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat Provinsi Jambi datang ke Kabupaten Batanghari," tambahnya.
Di antara perlombaan, ada momen-momen yang mencuri perhatian. Seorang pria muda membantu seorang anak kecil yang terjatuh saat bermain, disambut tepuk tangan meriah dari penonton. Seorang ibu dengan pakaian tradisional khas Batanghari membagikan kudapan lokal kepada peserta dan penonton, menyebarkan senyum dan kehangatan.
Bagi warga, ini bukan hanya perayaan HUT Kabupaten Batanghari. Ini adalah momen kebersamaan, tempat di mana semua orang melupakan sejenak hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Mereka tertawa bersama, mendukung satu sama lain, dan merayakan identitas bersama sebagai warga Kabupaten Batanghari.
Saat matahari mulai condong ke barat, perlombaan berakhir dengan sorak-sorai kemenangan. Pemenang diberi penghargaan, tetapi bagi semua yang hadir, hari itu mereka semua adalah pemenang. Mereka membawa pulang kenangan manis, rasa bangga, dan harapan akan perayaan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang.
HUT Kabupaten Batanghari ke-76 telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati masyarakatnya. Dengan kegiatan seperti ini, Ibnu dan para pemimpin daerah lainnya berharap Batanghari bukan hanya menjadi tempat yang dikenal karena sejarahnya, tetapi juga budayanya yang hidup dan berkembang.(*)
Add new comment