Revitalisasi Candi Muarajambi: Antara Ambisi Besar dan Tantangan Transparansi

WIB
IST

Proyek revitalisasi Candi Muarajambi menghadapi tantangan transparansi dan pengelolaan dana besar. Keterlibatan warga lokal dan potensi ekonomi menjadi fokus, namun pengawasan ketat diperlukan untuk menghindari masalah di masa depan.

***

Di tengah ambisi besar untuk menghidupkan kembali peradaban kuno di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, proyek revitalisasi yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Dengan anggaran yang besar, proyek ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi masyarakat dan budaya setempat. Namun, muncul pertanyaan mengenai transparansi dan realisasi anggaran yang melibatkan delapan desa di sekitar kawasan candi.

Potensi Konflik dan Tantangan Transparansi

Revitalisasi KCBN Muarajambi melibatkan alokasi anggaran yang signifikan, yang dipandang sebagai investasi besar untuk masa depan budaya dan ekonomi daerah. Untuk tahun ini saja, Kemendikbud mengalokasikan anggaran sebesar Rp 342 miliar. Namun, seperti banyak proyek berskala besar lainnya, ada potensi masalah terkait pengelolaan dana dan realisasinya di lapangan.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko, kepada media belum lama ini menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam proyek ini.

"Kami ingin menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat," ujarnya.

Namun, pertanyaan muncul tentang bagaimana anggaran yang besar ini dikelola, dan apakah ada jaminan bahwa semua pihak yang terlibat memiliki akses transparan terhadap penggunaan dana tersebut.

Keterlibatan Warga: Peluang dan Risiko

Proyek ini melibatkan warga dari delapan desa, termasuk Desa Muara Jambi, Danolamo, dan Kemingking Luar. Agus mengklaim bahwa seluruh proyek, mulai dari perencanaan hingga pemugaran, melibatkan warga setempat. Namun, tanpa pengalaman atau pengetahuan sebelumnya tentang ekskavasi atau pemugaran, pelatihan bagi warga menjadi krusial.

"Saya tidak punya pengalaman sama sekali soal candi," kata Sartini, salah satu warga yang terlibat.

Walaupun pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan warga, ada risiko bahwa ketidaktahuan awal bisa memperlambat proses atau menyebabkan kesalahan yang memerlukan biaya perbaikan.

Proyek Paduka: Potensi Ekonomi vs. Tantangan Implementasi

Selain fokus pada pemugaran candi, proyek ini juga mencakup inisiatif gastronomi Pasar Duku Karet (Paduka), yang diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui wisata kuliner. Sementara inisiatif ini membawa harapan besar, ada kekhawatiran tentang bagaimana proyek ini dikelola dan apakah benar-benar memberikan manfaat ekonomi yang diharapkan.

"Ekonomi kami ikut bergerak ke arah yang lebih baik," kata Sartini.

Namun, untuk memastikan keberlanjutan ekonomi, diperlukan strategi pemasaran dan manajemen yang efektif. Tanpa itu, ada risiko bahwa proyek ini mungkin tidak mencapai potensi penuhnya.

Pentingnya Pengawasan dan Transparansi

KKI Warsi, sebuah lembaga konservasi, menekankan perlunya pengawasan ketat dan transparansi dalam setiap langkah proyek ini. "Pengawasan dan transparansi adalah kunci untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana dan anggaran yang dialokasikan digunakan dengan benar," ujar Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi.

Tanpa pengawasan yang ketat, ada kemungkinan terjadinya penyimpangan dana atau pelaksanaan proyek yang tidak efektif, yang dapat mengurangi dampak positif yang diharapkan.

Proyek revitalisasi KCBN Muarajambi adalah usaha ambisius untuk menghidupkan kembali warisan budaya yang penting, tetapi juga membawa tantangan besar dalam hal transparansi dan implementasi. Dengan anggaran yang besar dan pelibatan masyarakat lokal yang luas, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada pengelolaan yang transparan dan akuntabel.

Untuk memastikan bahwa proyek ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan warisan budaya, semua pihak yang terlibat harus berkomitmen untuk menjaga transparansi dan melakukan pengawasan yang ketat. Dengan begitu, potensi besar proyek ini dapat direalisasikan tanpa menimbulkan masalah yang merugikan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network