Harga Bahan Pokok Anjlok di Pasar Sengeti: Pedagang Tertekan, Daya Beli Masyarakat Menurun

WIB
Ilustrasi Jambi Link

Harga bahan pokok di Pasar Sengeti, Muaro Jambi, anjlok drastis, memaksa pedagang menghadapi tantangan berat. Cabai merah turun dari Rp. 50.000 menjadi Rp. 18.000 per kilogram, sementara bawang merah dan tomat juga mengalami penurunan besar. Meski konsumen diuntungkan, pedagang tertekan akibat menurunnya daya beli masyarakat.


Di pasar tradisional Kelurahan Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, pemandangan yang tak biasa mulai tampak. Sejumlah harga bahan pokok, yang biasanya menjadi primadona di pasar, mengalami penurunan drastis selama sepekan terakhir. Namun, alih-alih membawa kegembiraan, fenomena ini justru menambah tekanan bagi para pedagang setempat.

Susi, seorang pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Sengeti, tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Harga cabai merah, yang sebelumnya melambung hingga Rp. 50.000 per kilogram, kini jatuh ke titik Rp. 18.000 per kilogram. Bawang merah yang biasa dijual dengan harga Rp. 35.000 per kilogram kini hanya seharga Rp. 20.000. Bahkan tomat, yang selalu menjadi bahan wajib di dapur, kini hanya dijual seharga Rp. 5.000 per kilogram, turun dari harga sebelumnya Rp. 14.000.

"Mungkin bagi konsumen ini adalah kabar baik, tapi bagi kami pedagang, ini menambah beban. Dulu saya bisa menjual hingga 60 kilogram cabai merah sehari, sekarang hanya 30 kilogram yang laku," ungkap Susi dengan nada cemas.

Menurut Susi, penurunan harga yang tajam ini bukan tanpa sebab. Pasokan bahan pokok di pasar melimpah, sementara daya beli masyarakat justru menurun. Kondisi ini membuat pedagang terjebak dalam situasi sulit, di mana mereka harus menjual dengan harga yang lebih rendah, namun volume penjualan tetap tidak bertambah.

"Pasokan banyak, tapi daya beli masyarakat kurang. Akibatnya, harga-harga turun, tapi kami malah kesulitan menjual lebih banyak. Pendapatan kami ikut merosot," kata Susi sambil menata dagangannya.

Susi dan pedagang lainnya kini dihadapkan pada ketidakpastian. Mereka belum tahu bagaimana situasi ini akan berkembang ke depannya. "Kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika kondisi ini berlanjut, mungkin banyak dari kami yang akan kesulitan untuk bertahan," tambahnya.

Fenomena penurunan harga ini mengungkap sisi lain dari dinamika ekonomi pasar. Di satu sisi, konsumen mungkin merasa terbantu dengan harga yang lebih rendah, namun di sisi lain, pedagang harus berjibaku dengan menurunnya pendapatan. Kondisi ini menuntut para pedagang untuk lebih kreatif dan adaptif, sambil berharap agar daya beli masyarakat segera pulih dan ekonomi pasar kembali stabil.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network