Jambi - Tim Transisi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah Provinsi Jambi, yang mendukung KADIN versi Anindya Bakri, bertemu Gubernur Jambi Al Haris, Senin malam tadi 23 Desember 2024. Pertemuan itu dilakukan secara resmi lewat surat audiensi yang diajukan dan ditandatangani tim transisi Ketua KADIN Daerah, Ir. Syahrasaddin, M.Si, dan Sekretaris Jefri Bentara Pardede.
Dalam surat audiensinya, silaturahmi ini bertujuan membahas sejumlah agenda strategis yang dianggap krusial bagi pengembangan ekonomi daerah.
Surat bertanggal 23 Desember 2024 tersebut memuat tiga poin utama yang disampaikan kepada Gubernur. Pertama, laporan perkembangan kepengurusan Tim Transisi KADIN Daerah Provinsi Jambi. Kedua, pemaparan rencana kegiatan Gala Dinner yang akan menjadi ajang penting karena direncanakan dihadiri langsung oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, B.Sc., M.B.A.
Tak hanya itu, KADIN Jambi juga akan membahas program-program mereka dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Program ini dinilai sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat daya saing usaha lokal di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam suratnya, Tim Transisi KADIN Daerah menyampaikan harapan besar agar Gubernur dapat memberikan dukungan penuh terhadap eksistensi KADIN sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam memajukan dunia usaha di Jambi.
"Kami mohon semoga Bapak Gubernur Jambi dapat berkenan sebagai wujud kepedulian kita semua terhadap kemajuan dunia usaha di Provinsi Jambi," tulis mereka dalam surat yang dilengkapi dengan cap resmi KADIN Jambi.
Salah satu pengurus KADIN Jambi versi Anindya, Ashari menegaskan dalam pertemuan itu, Gubernur setuju dengan Ir Syahrasaddin untuk menjadi karateker KADIN Jambi.
"Gubernur Jambi menyetujui Ir Syahrsaddin mantan Sekda Jambi sebagai Ketua Karateker KADIN Jambi,"kata Ashari.
Usman Sulaiman Tanggapi Klaim KADIN Jambi Versi Anindya Bakrie: "Dasarnya Apa?"
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Jambi, Usman Sulaiman, secara tegas merespons manuver sejumlah pihak yang mengklaim sebagai pengurus KADIN Jambi versi Anindya Bakrie. Usman mempertanyakan legalitas klaim tersebut. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya masih memegang mandat sebagai Ketua KADIN Jambi yang sah.
"Kalau mereka mengklaim sebagai pengurus KADIN Jambi versi Anindya, dasarnya apa? Harus berdasar dong. Misalnya ada surat dari Anindya. Kalau tidak ada, berarti kan hanya sekadar mengaku-ngaku saja," ujar Usman.
Usman menegaskan bahwa KADIN Indonesia di bawah kepemimpinan Anindya Bakrie telah mengakui kepengurusan KADIN Jambi yang dipimpinnya. Ia juga mempertanyakan motivasi para pihak yang begitu gigih mempermasalahkan KADIN Jambi.
"Mengapa mereka semangat nian masalah KADIN? Mengapa semangat nian ambil KADIN?" imbuhnya dengan nada tegas.
Lebih jauh, Usman menyebut bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang mengklaim sebagai pengurus KADIN Jambi versi Anindya yang sebenarnya masuk dalam kepengurusan KADIN Jambi. Ia mempertanyakan latar belakang dan kapasitas mereka sebagai pengurus KADIN.
"Apakah mereka punya perusahaan? Berdasarkan apa mereka menyatakan diri sebagai pengurus KADIN? Kasihan Pak Gubernur, yang sama sekali tidak tahu persoalan sebenarnya. Jangan gara-gara mereka tim sukses, lantas bisa mengklaim sebagai pengurus KADIN. Ini pengurus KADIN dari mana?" tegas Usman.
Ia juga menyoroti perbedaan mendasar antara dirinya dan pihak yang mengklaim KADIN Jambi. "Perbedaan mereka dengan saya, saya pemain nasional. Mereka pemain daerah. Cara berpikir mereka masih kelas daerah," ujarnya.
Ia pun menyayangkan klaim-klaim yang tidak berdasar tersebut.
Usman juga menyinggung keikutsertaan Jefri Amas, dalam mendampingi KADIN Jambi versi Andinya, saat bertemua Gubernur Jambi. Usman mengkritik Jefri Amas yang dinilainya tidak becus mengurus organisasi KADIN di masa lalu. Ia mengungkapkan bahwa kepemimpinan Jefri sempat berujung pada pemecatan seluruh pengurus KADIN Jambi.
"Dulu, Jefri diberi kesempatan, tetapi tidak jalan. Sekarang malah sibuk ingin mengurus KADIN lagi. Kalau saya tidak tanda tangan, Jefri tidak bisa dilantik sebagai Ketua KADIN Jambi waktu itu," ungkap Usman.
Terkait pihak-pihak yang tidak diterima dalam kepengurusan KADIN Jambi, Usman menjelaskan bahwa mereka memang tidak mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan maupun para senior KADIN. Hal ini menjadi alasan utama mereka tidak dilibatkan dalam struktur organisasi.
"Kalau mereka tidak masuk kepengurusan KADIN Jambi, itu karena tidak ada rekomendasi dari Dewan Pertimbangan. Para senior juga tidak menerima mereka semua," tutup Usman.
Usman menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi sebenarnya lebih banyak berasal dari tingkat pusat, bukan di daerah. Ia memastikan bahwa dirinya diterima dengan baik sebagai Ketua KADIN Jambi, termasuk oleh Anindya Bakrie.
"Posisi Jambi, saya sebagai Ketua KADIN diterima baik-baik, termasuk oleh Anindya. Yang ribut ini kan pusat. Kalau di daerah tidak ada masalah. Yang masalah cuma di Jambi," ujarnya.(*)
Add new comment