PAUH — Di sebuah rumah sederhana milik Jupri, Camat Kecamatan Pauh, Selasa siang, 17 Desember 2024, suasana terasa penuh antusiasme. Tokoh masyarakat, kepala desa, dan berbagai elemen masyarakat berkumpul menyambut reses tahap pertama Drs. H. Cek Endra, anggota DPR RI dari Komisi XII. Reses ini menjadi yang kedua di Kabupaten Sarolangun setelah sebelumnya digelar di Kecamatan Sungai Bahar, Muaro Jambi, dan Kecamatan Mandiangin, Sarolangun.
Jupri membuka acara dengan sambutan penuh apresiasi. Ia mengingatkan kembali perjalanan politik Cek Endra yang selalu mendapatkan dukungan besar dari masyarakat Kecamatan Pauh dan Air Hitam, dua wilayah yang dulunya merupakan satu kecamatan.
“Kami di Pauh dan Air Hitam selalu mendukung Pak Cek Endra. Di setiap Pilkada Sarolangun, beliau menang besar di sini. Begitu juga di Pileg Februari lalu, kami memberikan suara terbanyak yang mengantarkan Pak Cek Endra ke DPR RI,” ujar Jupri dengan penuh harap.
Ia menambahkan bahwa masyarakat kini menunggu hasil perjuangan Cek Endra di Senayan, terutama dalam bentuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan ekonomi lokal.
Cek Endra, yang memimpin Kabupaten Sarolangun selama 15 tahun, mengawali resesnya dengan rasa terima kasih mendalam. Ia mengakui bahwa suara terbesar yang mengantarkannya menjadi anggota DPR RI berasal dari Sarolangun, khususnya Pauh dan Air Hitam.
“Saya memulai reses tahap pertama di sini karena suara dari Kabupaten Sarolangun, khususnya Pauh dan Air Hitam, sangat besar. Ini bentuk rasa terima kasih saya kepada sanak keluarga di sini,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Jambi itu.
Dalam dialog bersama masyarakat, Cek Endra menjanjikan berbagai solusi, mulai dari izin tambang rakyat untuk mengatasi persoalan illegal drilling hingga pembangunan infrastruktur yang sempat terhenti setelah masa kepemimpinannya sebagai Bupati.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah legalisasi aktivitas tambang rakyat. Menanggapi keluhan masyarakat yang bergantung pada kegiatan illegal drilling, Cek Endra menawarkan solusi dengan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengurus izin tambang rakyat.
“Kita akan buat BUMD agar masyarakat bisa bekerja dengan legal dan bangga. Dimana ada permasalahan, saya yang akan urus,” tegasnya.
Terkait infrastruktur, Cek Endra berjanji untuk memperjuangkan dana pembangunan dari pemerintah pusat. Ia menyoroti buruknya kondisi jalan dari simpang Vitco menuju Pauh serta kebutuhan turap sungai untuk mencegah abrasi.
“Dulu, kami alokasikan Rp140 miliar untuk jalan ini. Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Jalan itu harus kita buat lancar kembali. Nanti saya bawa masalah ini langsung ke Jakarta,” ujarnya.
Selain persoalan tambang dan infrastruktur, Cek Endra menyoroti pentingnya penyerapan tenaga kerja lokal oleh perusahaan tambang dan realisasi Corporate Social Responsibility (CSR). Ia menegaskan bahwa perusahaan tambang harus memenuhi kewajibannya kepada masyarakat.
“CSR itu 5 persen dari laba operasional. Kita akan kawal habis-habisan agar perusahaan tambang mematuhi aturan ini,” katanya.
Ia juga menyinggung kondisi jaringan telekomunikasi yang masih minim di wilayah Sarolangun. Dengan pengalamannya, Cek Endra optimistis masalah ini bisa diselesaikan melalui kementerian terkait.
Namun, di tengah janji dan solusi yang ditawarkan, Cek Endra tak bisa menyembunyikan kesedihannya melihat beberapa aspek yang tak lagi mendapat perhatian pasca ia tak lagi menjabat sebagai Bupati.
“Saya sedih. Tidak ada yang mau mengurus Suku Anak Dalam (SAD) atau objek wisata di Sarolangun. Padahal itu adalah aset kita yang berharga. Saya janji akan membawa semua kebutuhan masyarakat ini ke Jakarta,” pungkasnya.
Reses ini ditutup dengan dialog interaktif. Masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi, mulai dari pembangunan jalan penghubung ke lahan produktif, pemasangan lampu jalan, hingga pengelolaan CSR perusahaan tambang. Semua usulan diterima Cek Endra dengan komitmen untuk memperjuangkannya di Senayan.
Hadir dalam acara ini Wakil Bupati terpilih Gerry Trisatwika, tokoh masyarakat, Sekretaris DPD Partai Golkar Jambi Pahrul Rozi, serta sejumlah kader Partai Golkar dan tokoh masyarakat lainnya.
Bagi masyarakat Pauh dan Air Hitam, reses ini bukan sekadar forum formalitas. Ini adalah harapan nyata agar suara mereka di tingkat lokal didengar di tingkat nasional. Cek Endra, dengan pengalaman panjangnya, menjadi simbol harapan akan perubahan dan perbaikan. Reses ini menggarisbawahi pentingnya keterhubungan antara pemimpin dan rakyat, terutama di daerah yang menjadi penopang utama karir politik seorang wakil rakyat.(*)
Sumber : Jurnal Jambi
Galeri Foto :
Add new comment