BATANGHARI – Luas panen padi sawah di Kabupaten Batanghari mengalami penurunan signifikan akibat dampak musim kemarau yang melanda selama periode April hingga September 2024.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Batanghari, Roma Uliana, menyebutkan bahwa dari total luas tanam sebesar 5.102 hektare, hanya 4.599 hektare yang berhasil dipanen.
"Ada sekitar 530 hektare lahan padi yang mengalami kekeringan dan gagal panen akibat kemarau panjang. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena faktor alam seperti ini tidak dapat diprediksi," ujar Roma, Sabtu (23/11).
Roma menjelaskan, kekeringan yang melanda selama periode tersebut berdampak buruk pada produktivitas padi sawah. Beberapa wilayah di Kabupaten Batanghari, seperti Kecamatan Maro Sebo Ulu dan Mersam, mencatatkan tingkat produksi tertinggi meskipun menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
"Wilayah Maro Sebo Ulu dan Mersam tetap menjadi daerah dengan produksi padi tertinggi selama periode ini. Namun, secara keseluruhan, hasil panen tahun ini masih di bawah harapan," tambahnya.
Untuk mengantisipasi kerugian akibat musim kemarau di masa mendatang, Roma menyatakan pihaknya akan berupaya memperbaiki sistem irigasi dan menyediakan bantuan teknis bagi petani.
"Kami juga sedang merancang program pendampingan agar petani dapat lebih tanggap terhadap perubahan iklim, serta memperkenalkan varietas padi yang lebih tahan kekeringan," paparnya.
Penurunan luas panen ini menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian di Kabupaten Batanghari, yang selama ini menjadi salah satu lumbung pangan penting di Provinsi Jambi. Dukungan semua pihak diharapkan untuk menjaga stabilitas produksi pangan di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
Add new comment