TEBO – Sebanyak 24 pasien HIV/AIDS di Kabupaten Tebo dilaporkan meninggal dunia, dari total 69 kasus yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo. Data ini menunjukkan tingginya risiko penyakit menular tersebut di daerah ini.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Tebo, Ari Setiawan, menjelaskan bahwa dari jumlah kasus yang tercatat, 16 pasien gagal dalam pengobatan, sedangkan 29 pasien lainnya masih dalam proses pengobatan dan rutin mengambil obat di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo.
“Dari 69 kasus yang terdata, 24 pasien dinyatakan meninggal dunia. Saat ini, 29 pasien masih dalam pengobatan dan secara rutin mengambil obat di RSUD,” ujar Ari pada Senin (9/12).
Ari mengungkapkan bahwa jumlah kasus ini diketahui melalui skrining oleh tenaga kesehatan yang dilakukan di komunitas kunci, seperti ibu hamil, warga binaan lapas, serta pasien paru-paru.
Salah satu faktor utama penyebaran HIV/AIDS di Tebo adalah perilaku berganti-ganti pasangan, yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Dinas Kesehatan Tebo menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap HIV/AIDS. Upaya pencegahan dan edukasi mengenai risiko penyakit ini terus digencarkan, terutama bagi kelompok rentan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari perilaku berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, dan segera memeriksakan diri jika memiliki gejala atau riwayat perilaku berisiko,” tambah Ari.
Dinas Kesehatan menegaskan pentingnya skrining rutin untuk mendeteksi HIV/AIDS lebih awal, sehingga pasien dapat segera menjalani pengobatan dan mengurangi risiko penyebaran.
“Pengobatan dini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup dan mengurangi risiko komplikasi. Kami mendorong masyarakat untuk mendukung program skrining dan pengobatan ini,” tutup Ari.(*)
Add new comment