Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ditemukan terluka akibat jerat di Kabupaten Tebo kini tengah menjalani perawatan intensif oleh tim medis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi. Satwa dilindungi itu mengalami luka serius di kaki kiri bagian depan.
“Tim dokter sedang bekerja melakukan tindakan medis terhadap harimau Sumatera yang terkena jerat, di mana tindakan ini merupakan bagian dari proses pemulihan kondisi fisiknya,” ujar Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, Senin (26/5/2025).
Luka yang cukup parah membuat harimau jantan berusia sekitar 5-6 tahun dengan bobot 75 kg itu harus mendapat perhatian serius. BKSDA menegaskan, upaya ini penting agar si raja hutan tidak kehilangan kemampuannya untuk bertahan hidup di alam liar.
“Proses penanganan medis dilakukan agar lukanya bisa pulih dan harimau ini bisa kembali dilepasliarkan ke habitatnya. Tim dokter kini berusaha melakukan pemulihan seoptimal mungkin,” lanjut Agung.
Hari ini, tim medis melakukan pemasangan cast pada kaki harimau sebagai langkah menutup luka terbuka dan mempercepat proses penyembuhan. Penanganan dilakukan di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.
Insiden harimau terkena jerat kawat terjadi di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo, tepatnya di Desa Suo-Suo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo pada pertengahan Mei lalu.
BKSDA kembali mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian satwa liar dan mengimbau masyarakat untuk tidak memasang jerat, terlebih di kawasan hutan. Praktik tersebut dinilai sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan spesies langka seperti harimau Sumatera. (*)
Add new comment