Proyek Tol Betung–Jambi Dikebut, Tempuh Jarak 2 Jam Saja! Ini Progres Terkini Tiap Seksi

WIB
Ist

JAMBI – Proyek ambisius Tol Trans Sumatera Betung–Tempino–Jambi sepanjang 170 kilometer terus menunjukkan progres konstruksi yang positif. Jika rampung, perjalanan darat dari Betung ke Jambi akan memangkas waktu tempuh dari 6,5 jam menjadi hanya 2 jam—sebuah lompatan besar dalam konektivitas dan efisiensi logistik lintas provinsi.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) dan ditargetkan selesai penuh secara bertahap hingga akhir tahun 2026, sebagaimana dikutip dari akun resmi Instagram @hutamakarya dan laporan media lokal, Minggu (20/7/2025).

Hutama Karya merinci proyek Tol Betung–Tempino–Jambi dibagi dalam empat seksi utama, dengan kondisi terkini sebagai berikut:

Seksi 1: Betung–Tungkal Jaya

  • Progres konstruksi: 22,2%
  • Pembebasan lahan: 30,9%

Seksi 2: Tungkal Jaya–Bayung Lencir

  • Progres konstruksi: 10,2%
  • Pembebasan lahan: 22,3%

Seksi 3: Bayung Lencir–Tempino

  • STATUS: SUDAH BEROPERASI PENUH

Seksi 4: Tempino–Ness

  • Progres konstruksi: 97,8%
  • Pembebasan lahan: 98,86%

Total progres pembebasan lahan secara keseluruhan saat ini baru mencapai 38,8% dari total panjang jalan 135 km (yang menjadi prioritas kerja lanjutan). Sementara rata-rata konstruksi fisik Seksi 1, 2, dan 4 baru menyentuh angka 28%.

Dengan posisi strategis menghubungkan wilayah Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, tol ini diproyeksikan menjadi jalur logistik utama yang mempercepat distribusi barang dari pelabuhan, kawasan industri, dan pertanian ke pusat kota dan antar provinsi.

“Kalau nanti rampung, perjalanan Betung ke Jambi bisa ditempuh hanya dalam 2 jam. Lebih cepat, efisien, dan sangat berdampak untuk mobilitas dan ekonomi wilayah,” tulis akun resmi @hutamakarya.

Tak hanya itu, ruas tol ini juga membuka potensi pengembangan kawasan ekonomi baru, termasuk di sektor perdagangan, perumahan, pariwisata, dan investasi properti.

Meskipun progres pembangunan fisik cukup menjanjikan, tantangan terbesar proyek ini masih berada di ranah pembebasan lahan, khususnya pada Seksi 1 dan 2.

Keterlambatan pembebasan ini disebabkan oleh berbagai faktor:

  • Sengketa status kepemilikan
  • Proses ganti rugi belum tuntas
  • Penolakan sebagian warga atas nilai kompensasi

Pemerintah pusat dan daerah diminta untuk mempercepat koordinasi dan penyelesaian administrasi agar proyek tidak molor dari jadwal.

Proyek ini ditargetkan beroperasi penuh paling lambat akhir tahun 2026, namun realisasi target tersebut sangat tergantung pada dukungan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, hingga DPR RI dan Kementerian PUPR.

Jika tol ini rampung sesuai rencana, dampak positif yang akan dirasakan masyarakat antara lain:

✔️ Pengurangan biaya logistik antar wilayah
✔️ Akses lebih cepat ke pusat pemerintahan dan pendidikan
✔️ Peluang kerja dari proyek tol dan pengembangan kawasan
✔️ Potensi meningkatnya nilai tanah dan properti di sepanjang koridor tol
✔️ Pertumbuhan kawasan ekonomi baru, termasuk UMKM dan pariwisata

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network