JAMBI – PT Sinar Anugerah Sejatera (PT SAS) akan menerapkan teknologi modern dan konsep arsitektur hijau di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Aur Kenali Jambi sehingga akan menekan berbagai dampak, mulai dari kebisingan hingga debu.
Sebagai perusahaan pertambangan, bukan broker, bukan pula sekedar mengelola pelabuhan, PT SAS sangat memperhatikan banyak aspek dalam bisnisnya agar bisa memberi dampak baik dan menjaga keberlangsungan bisnisnya dalam bidang pertambangan batu bara, untuk jangka panjang.Termasuk dalam membangun jalan khusus dari mulut tambangnya di Sarolangun hingga ke TUKS Aur Kenali Kota Jambi.
Kameswara Helly, Direktur PT SAS megatakan, beberapa konsep, program dan teknologi telah dirancang sedemikian rupa sejak awal agar semua tetap mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
1.Dampak Kebisingan
TUKS di Aur Kenali kata Helly telah dirancang sejak awal minim suara bising. Salah satu konsep yang diterapkan PT SAS adalah dengan tidak melakukan kegiatan crushing di areal TUKS PT SAS.
“Kegiatan crushing yang biasanya menjadi sumber utama kebisingan di area pelabuhan, ini tidak terjadi di TUKS PT SAS, karena proses ini dilakukan semua di area tambang kita di Sarolangun,” kata Helly.
Di sisi lain, conveyor akan digerakkan oleh tenaga listrik dari PLN, bukan genset yang biasanya menimbulkan kebisingan, sehingga sumber suara bising di TUKS menjadi sangat minimal.
PT SAS bahkan juga memperhatikan potensi kebisingan yang ditimbulkan dari truk batu bara. Kata Helly, itu juga telah didesain sedemikian rupa, salah satunya adalah membangun struktur jalan raya dengan perkerasan berlapis aspal sehingga akses kendaraan di sekitar area TUKS berjalan normal layaknya di jalan umum biasanya yang minim gesekan ban.
Meski memiliki ruang terbuka hijau yang sangat luas, hampir 62 hektar di area TUKS, PT SAS tetap akan menanam pohon-pohon yang rindang dan rapat di jalur hijau sepanjang jalan raya di area TUKS utk memberi kontribusi tambahan meredam suara dan penyerap debu.
2.Degradasi Kualitas Udara Akibat Debu
Selain memperhatikan dampak kebisingan, sejak awal PT SAS masih tetap pada komitmennya untuk membangun TUKS yang memperhatikan dampak degradasi kualitas udara dan akan menekan jumlah debu.
“Seperti tadi kami jelaskan, bahwa TUKS kita tidak akan ada kegiatan crushing, biasanya kegiatan crushing ini yang menjadi sumber utama penghasil debu, semua proses crushing dilakukan di tambang, di TUKS Aur Kenali tidak tersedia mesin crushing,” lanjutnya. Ini pula yang akan jadi pembeda antara TUKS milik PT SAS dengan TUKS lain yang mungkin menghasilkan debu di area operasionalnya.
Kegiatan utama di TUKS Aur Kenali nantinya adalah conveyor dengan desain tertutup, dimana batu bara saat ditransportasikan ke tongkang, tidak melepaskan debu ke ruang terbuka karena tertutup.
Di sisi ujung curah conveyor, akan menggunakan sistem teleskopik yang dapat dipanjang-pendekkan. “Sistem ini akan menekan potensi debu saat proses pemuatan batu bara ke tongkang, jadi semua telah kita siapkan secara baik menerapkan teknologi modern,” lanjutnya lagi.
Satu hal lagi, ada sistem dust suppression yang dipersiapkan dan standby digunakan kapan saja saat dibutuhkan. Sistem ini merupakan aktivitas penyemprotan, baik itu di area stockpile, reclaimer, chute, maupun jalan. Sistem ini bisa dilakukan secara otomatis maupun manual.
PT SAS juga akan menambah jaring-jaring atau net khusus di area stockpile. Langkah ini sebenarnya sangat lazim digunakan di area stockpile batu bara seperti yang banyak diterapkan di daerah pertambangan di Kalimantan.
“Kita memiliki komitmen tinggi untuk melakukan semua rencana pencegahan dampak kebisingan dan debu yang telah dituangkan dalam dokumen AMDAL, sebagai perusahaan yang profesional dalam bisnis ini, tentu kami mengacu pada hal tersebut,” lanjutnya lagi.
Helly juga meluruskan, mungkin selama ini ada yang menilai PT SAS semacam perusahaan perdagangan atau broker batu bara atau hanyalah perusahaan yang berfokus mengurus TUKS dan jalan khusus. Padahal sebenarnya PT SAS adalah perusahaan pertambangan batu bara yang memiliki izin tambang resmi, produktif melakukan aktivitas tambang di Provinsi Jambi. Ini pula sebabnya membangun jalan khusus batu bara sejak awal telah menjadi prioritas PT SAS, untuk mendukung bisnisnya dan mendukung program pemerintah agar perusahaan tambang memiliki jalan khususnya sendiri.
“Tentu kita tak ingin membuat resiko dengan membuat kesalahan di satu titik (TUKS) ini, kita ingin bisnis kita berjalan secara baik dan profesional, sejak dari tambang hingga mengantarnya ke tujuan. Sejak awal, TUKS dan sarana pendukung PT SAS kita pastikan mengacu pada komitmen yang tertuang di dokumen AMDAL,” tambah Helly menutup wawancara. (*)
Add new comment