Tragedi melanda keluarga Elyda Tindaon di Jambi setelah bayinya, Domanita Felodya Sitompul, meninggal dunia usai imunisasi. Orang tua bayi yang berusia 40 hari ini menduga ada yang tidak wajar dalam proses vaksinasi. Baca selengkapnya tentang kasus ini dan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh keluarga.
Elyda Tindaon tak pernah menyangka hari Kamis, 15 Agustus 2024, akan menjadi mimpi buruk yang mengubah hidupnya. Bayinya, Domanita Felodya Sitompul, yang baru berusia 40 hari, meninggal dunia beberapa jam setelah menerima imunisasi di Puskesmas Talangbakung, Kota Jambi. Tragedi ini menyisakan luka mendalam bagi Elyda dan suaminya, Alex Sitompul.
Sebagai ibu dengan latar belakang pendidikan kesehatan, Elyda sangat memahami pentingnya imunisasi untuk kesehatan anak. Pagi itu, dengan keyakinan penuh, ia membawa putri ketiganya ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin BCG dan Polio 1 Dasar. Namun, ada sesuatu yang membuat Elyda merasa sedikit ragu ketika petugas puskesmas menawarkan satu jenis vaksin tambahan bernama Pin Polio 1. Meski demikian, Elyda akhirnya setuju, mengingat ini adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan anaknya.
Setelah proses imunisasi, semuanya tampak normal. Bayi Domanita tidak menunjukkan gejala demam atau reaksi negatif lainnya yang biasa dialami sebagian anak setelah imunisasi. Elyda merasa tenang, dan malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB, ia masih menyusui bayinya dengan rasa sayang seorang ibu. Tidak ada firasat buruk, semuanya tampak baik-baik saja.
Namun, ketenangan itu hancur ketika Elyda terbangun pada pukul 01.30 WIB. Ia menemukan bayinya dengan bibir yang sudah membiru dan tubuh yang dingin. Panik, Elyda mencoba menggoyangkan tubuh mungil putrinya, namun tidak ada respons.
Ia berteriak histeris, membangunkan seisi rumah. Suaminya, Alex Sitompul, yang sedang bertugas di Polres Tanjung Jabung Timur, langsung pulang setelah mendapat kabar itu. Perasaannya campur aduk, tidak habis pikir bagaimana bayi yang ia cium pada Kamis siang sebelum berangkat tugas, kini telah tiada.
Kecurigaan Alex semakin memuncak ketika pada pukul 05.00 WIB, hidung bayinya yang sudah menjadi jenazah mengeluarkan busa. Pagi itu, petugas puskesmas datang ke rumah mereka untuk memberikan klarifikasi. Namun, hal itu justru menambah kebingungan dan kecurigaan keluarga.
Alex, yang merupakan abdi negara, ingin percaya bahwa semua prosedur imunisasi dan pemberian vaksin sudah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Namun, sebagai seorang ayah, ia merasa ada yang tidak wajar dengan kematian putrinya. Alex berencana membawa jenazah Domanita ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi, guna mengetahui penyebab pasti kematian yang begitu mendadak ini. Ia juga berniat membuat laporan resmi ke Polda Jambi agar kasus ini diselidiki lebih lanjut.
“Tak sedikit pun niat kami hendak menyalahkan siapa pun, tadi petugas puskesmas datang ke sini kami sambut dengan ramah. Tapi kami juga ingin memastikan agar nestapa yang kami rasakan tidak lagi dirasakan orang tua lain,” ujar Alex dengan nada pilu.
Saat berita ini diturunkan, keluarga masih menunggu kedatangan tim peneliti dari Kementerian Kesehatan yang dikabarkan akan datang ke rumah duka di kawasan Tanjung Lumut, Kota Jambi. Elyda dan Alex hanya berharap kejadian tragis ini bisa diusut tuntas, dan tidak ada lagi orang tua yang harus mengalami kehilangan serupa.(*)
Add new comment