Senin pagi di pusat oleh-oleh Kabupaten Batanghari, Zulva Fadhil, Ketua TP PKK Kabupaten Batanghari, tampak sibuk menyapa para pelaku UMKM. Wanita ini bukan sekadar figur simbolik; ia adalah penggerak di balik upaya masif untuk membangkitkan ekonomi kreatif di Batanghari. Dengan senyum hangat, Zulva memegang kemasan produk lokal yang mulai menarik perhatian pasar—buah dari serangkaian program pembinaan yang ia gulirkan sejak awal masa kepemimpinannya.
Di tengah gemuruh perekonomian yang kadang terseok, Zulva hadir dengan visi besar: menjadikan UMKM Batanghari sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Tak hanya sebatas wacana, langkahnya konkret. Dari pelatihan pengemasan hingga fasilitasi sertifikasi halal dan BPOM, ia memastikan pelaku usaha kecil dan menengah tak hanya mampu bertahan, tetapi juga berdaya saing.
“Produk yang dijual harus memiliki mutu dan kualitas terjamin,” ujar Zulva ketika berbicara tentang pentingnya label halal dan sertifikasi BPOM. Ia memahami bahwa kepercayaan konsumen adalah kunci, dan sertifikasi adalah pintu gerbangnya. Dengan dana yang sering kali terbatas, UMKM sulit memenuhi persyaratan ini tanpa dukungan. Di sinilah peran TP PKK Batanghari menjadi vital.
Bukan hanya soal label, Zulva juga menggarisbawahi pentingnya daya tarik visual produk. Lewat pelatihan khusus tentang packaging, ia membantu para pelaku UMKM untuk menciptakan kemasan yang lebih menarik dan sesuai tren pasar. “Kemasan itu ibarat wajah pertama produk kita. Kalau menarik, konsumen pasti melirik,” ujarnya tegas.
Tak berhenti di produk makanan, perhatian Zulva juga tertuju pada kriya kerajinan lokal yang kerap terpinggirkan. Ia menyadari bahwa kriya Batanghari memiliki potensi besar yang selama ini belum dimaksimalkan. “Kita harus memunculkan kembali kerajinan lokal. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga menjaga identitas budaya kita,” kata Zulva penuh semangat.
Langkahnya sudah mulai membuahkan hasil. Melalui kerja sama dengan asosiasi UMKM setempat, ratusan pelaku usaha yang sempat terhenti kini mulai bangkit. Pusat oleh-oleh yang ia inisiasi telah menjadi ruang hidup baru bagi produk-produk lokal, dari makanan hingga kerajinan tangan.
Zulva percaya, kebangkitan UMKM bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang harapan. Dengan usaha kecil yang kembali hidup, ia yakin bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Batanghari. “Bantuan modal dari pemerintah provinsi dan pusat sangat penting. Tapi, ke depan, kita juga berharap Pemkab Batanghari bisa lebih berkontribusi,” harapnya.
Dalam bayangan Zulva, UMKM Batanghari tak hanya bertahan di tingkat lokal, tetapi juga menembus pasar provinsi, bahkan nasional. “Kalau kita serius membina, pelaku UMKM kita pasti bisa melangkah lebih jauh,” tutupnya penuh optimisme.
Di bawah kepemimpinan Zulva Fadhil, geliat ekonomi kreatif Batanghari seakan menemukan energi baru. Di setiap kemasan yang menarik, di setiap sertifikasi halal yang terbit, dan di setiap kerajinan tangan yang muncul kembali, ada semangat kolektif untuk bangkit—melampaui sekadar bertahan hidup, menuju keberlanjutan yang sejati.(*)
Add new comment