Musda Golkar Jambi 2025 adalah gerbang awal menuju Pilgub 2029. Dengan mengukuhkan kembali Cek Endra sebagai Ketua DPD I, Golkar tak hanya menjaga soliditas internal, tapi juga menyiapkan fondasi politik untuk kembali merebut kursi Gubernur Jambi dengan kader sendiri.
***
Wakil Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi, Jefri Bentara Pardede, kembali menegaskan bahwa Musyawarah Daerah (Musda) Golkar 2025 bukan sekadar agenda memilih ketua. Menurutnya, ini momentum strategis bagi partai untuk menata arah kemenangan Pilkada 2029. Termasuk menempatkan kader terbaiknya sebagai calon Gubernur Jambi.
Menurut Jefri, Partai Golkar tak boleh lagi hanya jadi kendaraan pendukung di Pilkada. Tapi harus tampil sebagai kekuatan utama, dengan kader sendiri sebagai kandidat utama gubernur. Dan dari seluruh tokoh internal Golkar saat ini, H. Cek Endra (CE) dinilai sebagai sosok paling siap, paling teruji, dan paling pantas untuk diusung sebagai Calon Gubernur Jambi 2029.
“Kalau Golkar ingin besar dan menang di Pilkada 2029, maka kita harus usung kader sendiri jadi gubernur. Dan sosok itu ada pada Cek Endra. Beliau sudah membuktikan kapasitas politik, elektoral, dan organisasi,” ujar Jefri, Ahad (20/4/2025).
Jefri menegaskan Musda 2025 harus dilihat sebagai panggung konsolidasi menuju Pilkada dan Pemilu berikutnya. Karena itu, menurutnya, Golkar harus kembali menunjuk Cek Endra sebagai Ketua DPD I, untuk memastikan kesinambungan kepemimpinan yang stabil dan strategi politik yang konsisten.
“Ini bukan waktu untuk coba-coba. Golkar tidak boleh terseret ambisi politik pribadi. Musda harus menghasilkan pemimpin yang bisa membawa Golkar menang besar, termasuk di Pilgub 2029. Dan CE adalah satu-satunya yang punya peta jalan itu,” tegasnya.
Cek Endra saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi XII. Dan sebelumnya menjabat dua periode sebagai Bupati Sarolangun. Ia juga telah membawa Partai Golkar Jambi mempertahankan sejarah dengan dua kursi DPR RI, serta dominan di banyak DPRD kabupaten/kota di Jambi.
Cek Endra juga telah membangun elektoral dengan menjadi calon Gubernur pada 2019 lalu. Suaranya besar, hanya selisih 11 ribu dari Al Haris.
“Beliau bukan hanya populer, tapi juga punya infrastruktur politik yang kuat. Jaringan mesin partai jalan. Hubungan dengan DPP solid. CE bukan cuma kader senior, tapi kader pemimpin,” kata Jefri.
Dalam konteks itu, Jefri juga menyindir manuver sejumlah pihak yang mencoba memecah Golkar dengan mendorong nama lain seperti Agus Rubiyanto, yang disebutnya belum selesai mengurus daerahnya tapi sudah ingin menguasai partai.
“Kita bukan kekurangan pemimpin, tapi kita jangan beri ruang pada ambisi yang merusak. Kalau partai mau besar, kita harus tegak lurus pada kepemimpinan yang terbukti. Dan itu ada pada Cek Endra,” tegasnya.
Jefri menyebut langkah Agus tak hanya prematur, tapi penuh ambisi pribadi yang berbahaya bagi masa depan Golkar.
“Belum juga 100 hari kerja sebagai bupati, sudah sibuk rebut kursi ketua Golkar. Seharusnya fokus bangun Tebo,” tegas Jefri.
Jefri menyebut Agus hanya diperalat oleh kelompok politik yang tak punya kontribusi dan peran nyata di tubuh Golkar Jambi. Kelompok ini, menurut Jefri, sedang berupaya naik ke struktur kekuasaan partai lewat jalur belakang, menjadikan Agus sebagai “pion politik”.
“Yang dorong dia itu siapa? Bukan pejuang partai, bukan tulang punggung kemenangan. Mereka ini kelompok gagal berperan, sekarang coba tusuk dari belakang lewat Agus yang belum punya sejarah apapun di Golkar Jambi,” ujarnya.(*)
Add new comment