Lonjakan Harga Pangan: Cabai Merah Keriting Melonjak Tajam, Beras dan Daging Ayam Ras Ikut Naik

WIB
IST

Lonjakan harga pangan melanda pasar Indonesia. Cabai merah keriting naik tajam hingga 15,64%, disusul beras dan daging ayam ras. Laporan dari Bapanas menunjukkan kenaikan harga berbagai komoditas pangan, berdampak signifikan pada biaya hidup masyarakat.


Badan Pangan Nasional (Bapanas) Pagi ini, 27 Agustus 2024, melaporkan kenaikan signifikan pada sejumlah komoditas pangan. Laporan ini menyoroti peningkatan harga yang dapat mengguncang stabilitas ekonomi, terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah yang kini semakin terjepit oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada cabai merah keriting, yang melonjak 15,64 persen atau Rp6.680, menjadikannya Rp49.390 per kilogram. Lonjakan ini menandakan gejolak di pasar, di mana suplai yang terbatas tidak mampu mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Ketidakstabilan ini mengancam daya beli konsumen, terutama mereka yang sangat bergantung pada bahan pokok ini untuk kebutuhan sehari-hari.

Tak hanya cabai, beras—komoditas yang menjadi tulang punggung kebutuhan pangan nasional—juga mengalami kenaikan. Beras premium naik 5,28 persen menjadi Rp16.340 per kg, sementara beras medium naik 4,30 persen menjadi Rp14.150 per kg. Kenaikan ini dapat memicu keresahan di kalangan masyarakat, mengingat beras adalah makanan pokok yang tidak tergantikan.

Selain itu, beberapa komoditas penting lainnya seperti bawang merah dan bawang putih bonggol juga mengalami kenaikan tajam. Bawang merah naik 11,16 persen menjadi Rp27.900 per kg, dan bawang putih bonggol naik 9,75 persen menjadi Rp43.550 per kg. Di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok ini, konsumen dipaksa untuk merogoh kantong lebih dalam, yang tentu saja memperberat beban ekonomi rumah tangga.

Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam ras dan telur ayam ras, dengan masing-masing naik 16,19 persen dan 9,88 persen. Harga daging ayam kini mencapai Rp40.630 per kg, sementara telur ayam ras naik menjadi Rp31.250 per kg. Lonjakan harga ini menyesakkan masyarakat, terutama bagi mereka yang mengandalkan protein hewani sebagai bagian dari diet sehari-hari.

Menariknya, di tengah kenaikan harga yang meluas, daging sapi murni justru mengalami penurunan sebesar 4,62 persen menjadi Rp128.670 per kg. Penurunan ini merupakan pengecualian di antara komoditas lainnya, namun tidak cukup untuk menyeimbangkan efek dari kenaikan harga pangan lainnya.

Kenaikan harga yang terjadi secara luas ini merupakan sinyal bahaya bagi stabilitas ekonomi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memperparah tingkat inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Pemerintah perlu bertindak cepat dan tepat untuk menstabilkan harga dan mencegah dampak jangka panjang yang bisa menghantam perekonomian nasional.

Dengan harga-harga yang terus merangkak naik, masyarakat berada di ambang krisis. Ketidakmampuan untuk membeli kebutuhan pokok dapat memicu masalah sosial yang lebih besar, termasuk meningkatnya angka kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi yang lebih luas.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.