Ancaman abrasi di pesisir Tanjung Jabung Timur semakin serius, dengan Desa Kuala Simbur dan wilayah lainnya terancam hilang. Warga bersama pemerintah dan swasta berupaya menanggulangi masalah ini demi mempertahankan wilayah yang sudah ditempati selama puluhan tahun.
Masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti di Desa Kuala Simbur, Kecamatan Sabak Timur, kini dihadapkan pada ancaman serius abrasi pantai yang kian menggerus wilayah mereka. Selain itu, warga di kawasan ini juga harus siap sewaktu-waktu untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman, jika kondisi terus memburuk.
Tak hanya Desa Kuala Simbur, beberapa titik lain di Kecamatan Sadu juga menjadi kawasan rawan abrasi, termasuk Desa Sungai Benuh, Desa Labuan Pering, Desa Sungai Cemara, Desa Air Hitam Laut, Desa Remau Bakutuo, Desa Sungai Sayang, dan Desa Sungai Jambat. Kondisi ini telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan masyarakat setempat.
Kepala Desa Kuala Simbur, Juhaefa, mengungkapkan bahwa pihak desa telah mulai menggerakkan warga untuk mencintai lingkungan melalui program penanaman pohon sebagai penahan abrasi. "Kami bersama warga telah melakukan penanaman sejumlah pohon untuk penahan abrasi. Memang ada yang berhasil ada yang tidak, tapi kami tetap terus lakukan," kata Juhaefa.
Namun, meskipun upaya penanaman pohon sudah dilakukan, tantangan besar tetap ada. Areal yang terancam abrasi ini, menurut Juhaefa, memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi warga yang telah menempati wilayah tersebut selama puluhan tahun. "Sudah puluhan tahun warga menempati wilayah ini. Warga juga tak ingin meninggalkan wilayah ini. Meski sewaktu-waktu jiwa mereka terancam," ujarnya.
Selain inisiatif lokal, pihak desa juga berencana untuk menggandeng pihak swasta dalam upaya penanggulangan abrasi. Salah satu perusahaan yang akan diajak kerjasama adalah PetroChina, yang memiliki wilayah kerja di Desa Kuala Simbur. "Kami akan jajaki terkait hal ini. Bagaimana mekanismenya, masih kami pelajari," tambah Juhaefa.
Tidak semua wilayah pesisir di Tanjung Jabung Timur mengalami ancaman abrasi. Beberapa daerah bahkan mengalami penambahan daratan akibat proses sedimentasi, seperti yang terjadi di Kecamatan Nipah Panjang yang berbatasan langsung dengan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur Jambi. Kawasan ini relatif aman dari ancaman abrasi, berkat kondisi geografis dan topografi yang berbeda.
Namun, di Desa Kuala Simbur dan Desa Lambur Luar, abrasi telah mencapai tingkat yang sangat parah. Dalam tiga tahun terakhir, warga menyebutkan bahwa hampir 500 meter pantai telah hilang. Ini terbukti dengan adanya sisa-sisa tonggak kayu rumah-rumah warga yang sudah diterjang oleh gelombang pasang laut. Warga sangat prihatin dan khawatir rumah mereka akan terancam jika tidak ada penanganan yang tepat.
Ancaman abrasi di pesisir Tanjung Jabung Timur bukan hanya masalah lokal, tetapi juga menjadi perhatian serius yang memerlukan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat dan dukungan dari semua pihak, diharapkan wilayah-wilayah yang terdampak dapat dilindungi, dan masyarakat tidak harus kehilangan tempat tinggal mereka yang telah menjadi bagian dari sejarah hidup mereka selama puluhan tahun.(*)
Add new comment