Pertamina dan Sejuta Barel, Antara Ambisi Besar dan Tantangan Sosial di Desa Kota Karang

WIB
IST

Desa Kota Karang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, tengah berada di persimpangan jalan. Warganya terhimpit dilema; antara ambisi besar dan kenyataan yang penuh tantangan.

Di satu sisi, desa ini menjadi salah satu titik penting dalam rencana besar Pertamina EP Jambi Field. Yakni target mengejar produksi minyak nasional 1 juta barel per hari pada tahun 2030. Namun, di sisi lain, dampak sosial dari kegiatan eksplorasi energi ini mulai dirasakan warga. Rumah tempat mereka membangun mimpi dan cita-cita itu retak dihantam aktivitas seismik.

Di sana, Pertamina EP Jambi Field telah melakukan kerja besar dengan memulai pengeboran di sumur PPS-X25. Lokasinya persis di struktur Puspa Asri.

Aktivitas ini bagian dari upaya besar Pertamina untuk meningkatkan produksi menjadi 4.800 barel per hari (BOPD) pada tahun 2024.

Target ini merupakan kontribusi langsung dari ambisi nasional untuk mencapai 1 juta barel per hari pada tahun 2030. Ini adalah sebuah pencapaian yang akan menempatkan Indonesia dalam posisi strategis di peta energi global.

Tapi….

Di balik ambisi besar ini, muncul tantangan-tantangan di lapangan. Getaran dari aktivitas seismik yang dilakukan selama proses pengeboran menimbulkan dampak signifikan bagi warga Desa Kota Karang.

Belasan rumah mengalami kerusakan, mulai dari dinding yang retak, atap yang rusak, hingga plafon yang mengelupas. Kekhawatiran semakin memuncak ketika warga, seperti Dini dan Jupri, merasa bahwa keselamatan keluarga mereka terancam oleh potensi keruntuhan bangunan.

Afrianto, Comrel dan CID Officer Pertamina Hulu Rokan Zona 1, menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pencapaian target produksi dan keselamatan warga.

“Safety adalah prioritas kami, baik untuk pekerjaan ini maupun masyarakat di sekitar," ujarnya.

Afrianto menegaskan Pertamina telah melakukan berbagai upaya preventif, seperti sosialisasi kepada warga melalui pemerintah desa. Pertamina juga sedang melakukan pendataan rumah-rumah yang berpotensi terdampak. Namun, tantangan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak PR yang harus diselesaikan.

Warga seperti Pak Hasan, yang semula menyambut baik kehadiran proyek ini, kini harus berhadapan dengan realitas bahwa kehadiran industri besar di wilayah mereka juga membawa dampak yang tak terduga.

Bersama pihak desa, rumah-rumah warga yang berpotensi terdampak telah di data pada Juli lalu. Selanjutnya, apabila ada rumah warga terdampak dapat disampaikan melalui Pemerintah Desa.

“Setiap prosesnya kami jalankan sesuai prosedur operasi migas. Pertamina berkomitmen menjalankan operasi produksi yang aman dan memperhatikan dampak ke masyarakat,” pungkasnya.

Apabila ada rumah warga terdampak, Pertamina EP Jambi Field juga siap untuk bermusyawarah dan bertanggung jawab.

Pertamina menghadapi dilema yang kompleks: di satu sisi, ada tekanan untuk memenuhi target ambisius yang telah ditetapkan negara, sementara di sisi lain, ada kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa dampak negatif terhadap masyarakat dapat diminimalisir.

Ini bukan hanya soal produksi minyak, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan menjaga hubungan baik dengan warga.

Desa Kota Karang kini menjadi cerminan dari tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan energi besar di Indonesia.

Pada akhirnya, keberhasilan mencapai sejuta barel per hari bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana proses tersebut dapat membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat, termasuk warga Desa Kota Karang yang kini menunggu dengan penuh harap.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network