Satu persatu perjuangan dan pengorbanan Calon Bupati Merangin Nomor urut Dua (2) M. Syukur dalam membela kepentingan rakyat akhirnya kelihatan.
Rahasia yang selama ini tertutup rapat, perlahan dibuka sendiri oleh masyarakat penerima manfaat atas perjuangan dan pppengorbanan Bang Syukur. Mereka tidak rela, orang yang telah berjasa dalam hidupnya dihina dan dipandang rendah oleh orang lain.
Aksi ini sekaligus menjawab tudingan dan pernyataan mantan Ketua DPRD Kabupaten Merangin, Herman Effendi yang menilai kinerja Bang Syukur selama di DPD RI tak ada buktinya.
Anggota Kelompok Tani Mekar Jaya (KTMJ) Kecamatan Pamenang, Abu Hasan menganggap, Herman Effendi sebagai tokoh Merangin tidak memberikan contoh politik yang baik kepada masyarakat.
Pernyataannya poocenderung meremehkan orang lain dan seolah-olah menganggap dirinya yang paling hebat. Padahal, tindakannya itu tidak menghasilkan apa-apa.
"Sebagai seorang mantan Ketua DPRD, sebaiknya dia tidak asal bicara. Saya saja yang orang biasa tahu perbedaan kewenangan DPD dan DPR RI. Terlepas dari jabatannya, bagi kami, Bang Syukur sudah sangat membantu keberlangsungan kehidupan kami. Maaf Bang Syukur, terpaksa kami buka kebaikan Abang," ujar Abu Hasan.
Pada tahun 2008 yang lalu, lanjut Abu Hasan mengawali kisahnya, sebanyak 480 warga Merangin dan ratusan warga Sarolangun berperkara dengan perusahaan perkebunan PT. JAW dengan luas lahan lebih dari 3.000 hektar. Waktu itu, kebun kelapa sawit milik warga dirobohkan, tanaman dihancurkan dengan alasan bahwa lahan itu adalah lahan HGU. Padahal, warga sudah menggarap lahan tersebut sejak tahun 1990-an. Sementara, HGU perusahaan diterbitkan pada tahun 2000.
"Kami sudah mengadukan masalah kami ke pemerintah daerah, namun tidak membuahkan hasil hingga pada tahun 2012 Bang Syukur memfasilitasi Kami untuk bisa langsung melaporkan masalah kami ke BPN Pusat. Alhamdulillah, atas bantuan beliau Bang Syukur, kami dan rombongan dapat berjumpa dengan BPN Pusat. Semuanya difasilitasi oleh Bang Syukur, kami tinggal berangkat saja tanpa mengeluarkan biaya," kenang Abu Hasan.
Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Datuk H. Syamsudin.
"Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bang Syukur yang telah memperjuangkan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit kami di kawasan Simpang Meranti sehingga kami bisa memiliki kebun dan anak-anak kami bisa sekolah. Yang mendapatkan manfaat ini bukan hanya masyarakat Pamenang, tetapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Sarolangun," ungkapnya.
Kami lanjut Datuk H. Syamsudin, merasakan sendiri seperti apa perjuangan Bang Syukur untuk kami. Beliau ikhlas tanpa pamrih dan bahkan mengorbankan semuanya demi memperjuangkan lahan kebun sawit kami. Bang Syukur membiayai seluruh keperluan kami selama di Jakarta hingga akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil.
Bahkan, ketika bersengketa dengan pihak perusahaan, ada warga yang dipenjara selama 6 bulan. Bang Syukur lah yang menjaminkan dirinya untuk membebaskan anggota kami tersebut.
"Jujur saja, ketika ada orang yang memandang remeh Bang Syukur, Kami merasa tersinggung. Kami marah. Karena Bang Syukur sudah membantu kami dan manfaatnya sudah kami rasakan. Bang Syukur membuat anak-anak kami bisa sekolah. Hanya saja, Bang Syukur tidak pernah mau mempublish atau memberitakan perjuangan ini. Sekarang, ketika mereka menyinggung kinerja Bang Syukur, kami lah saksi dari perjuangan Bang Syukur yang membela rakyatnya dan bukan membela perusahaan," tegas Datuk H. Syamsudin.
"Kami orang miskin, kami rakyat biasa yang menggantungkan hidup pada perkebunan kelapa sawit. Kami cari nafkah dan biaya sekolah anak dari lahan ini. Walaupun perkara belum tuntas secara keseluruhan, berkat bantuan Bang Syukur, secara fisik, Kami bisa mempertahankan dan menguasai kembali lahan Kami. Jadi, kalau ada yang mengatakan Bang Syukur tidak berbuat, bagi kami itu fitnah keji yang keluar dari mulut tukang fitnah. Berkacalah, dan introspeksi diri, pada tahun itu, siapa Bupati nya !!!," pungkas Datuk H. Syamsudin.(*)
Add new comment