Tanjab Timur – Kontestasi Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) menjadi salah satu pertarungan politik yang paling kompetitif di Provinsi Jambi. Pasangan Zumi Laza-Muhammad Aris (Laza-Aris) yang diusung oleh PAN, Demokrat, dan PKB, bersaing ketat dengan pasangan Dillah Hich-Muslimin Tanja yang didukung oleh Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, dan sejumlah partai lainnya.
Zumi Laza, adik kandung mantan Gubernur Jambi Zumi Zola dan calon menantu Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), menjadi figur yang menarik perhatian publik. Di sisi lain, Dillah Hich membawa dukungan dari ayahnya, mantan Bupati Tanjabtim, namun dinilai kurang aktif di masyarakat lima tahun terakhir.
Pengamat politik Jambi, Wawan Novianto, menilai bahwa Tanjabtim membutuhkan pemimpin yang memiliki akses langsung ke pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan, terutama dalam mendapatkan alokasi anggaran yang besar.
“Tanjabtim membutuhkan anggaran besar untuk infrastruktur. Jika Bupati terpilih punya hubungan baik dengan pemerintah pusat, peluang mendapat anggaran lebih besar,” ujar Wawan, yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Jambi.
Menurutnya, Zumi Laza memiliki keunggulan dalam hal ini. Hubungan keluarga Zumi Laza dengan Zulkifli Hasan melalui pernikahan yang akan datang memberikan potensi akses langsung ke lingkaran kekuasaan.
“Putri Zulhas adalah Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dan pernah turun langsung mengkampanyekan Zumi Laza. Ini memberikan keuntungan besar karena untuk mendapatkan anggaran dari pusat itu butuh orang-orang berpengaruh seperti Putri Zulhas,” jelas Wawan.
Di sisi lain, Zumi Laza juga diuntungkan oleh popularitasnya sebagai adik Zumi Zola, yang masih memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat Tanjabtim. Sedangkan Dillah Hich, meski memiliki pengalaman sebagai mantan anggota DPRD Provinsi, tidak lagi memegang jabatan publik dalam lima tahun terakhir, sehingga tingkat kehadirannya di masyarakat relatif lebih rendah.
“Zumi Laza dikenal luas karena statusnya sebagai adik Zumi Zola. Sedangkan Dillah Hich, meski memiliki pengalaman, kurang aktif di masyarakat dalam lima tahun terakhir,” tambah Wawan.
Meski begitu, Wawan menegaskan bahwa pilihan tetap ada di tangan masyarakat. Siapapun yang terpilih akan menentukan arah pembangunan Tanjabtim di masa mendatang.
“Masyarakat Tanjabtim harus mempertimbangkan siapa yang paling mampu membawa perubahan dan pembangunan. Pilihan mereka di hari pencoblosan akan menjadi penentu masa depan kabupaten ini,” tutup Wawan.
Pilkada Tanjabtim tidak hanya menjadi ajang pertarungan politik antar kandidat, tetapi juga momen penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa daerah ini ke arah yang lebih baik, dengan akses dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.(*)
Add new comment