Jambi - Konflik internal di tubuh DPD Partai Golkar Provinsi Jambi kian mendidih. Anggota Formatur, Ahmad Jahfar, mengklaim keterlambatan pengurus adalah "ranah DPP", bukan formatur.
Ini justru memantik amarah besar dari Adri SH MH. Adri menyebut DPP hanya mengesahkan pengurus yang dibentuk formatur.
Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Jambi itu membalas pernyataan Jafar dengan serangan tajam. Adri menilai Jafar tidak memahami substansi persoalan dan justru tampil bak pahlawan kesiangan.
Dengan nada tinggi, Adri mempertanyakan kapasitas dan integritas Jahfar yang dianggapnya sok tahu.
"Seharusnya Jafar itu mengerti, jangan buat kisruh. Dia sendiri sudah bersih diri apa belum?" tegas Adri di Jambi, Minggu (7/12/2025).
Adri mengaku selama ini memilih menahan diri demi menjaga marwah partai beringin. Namun, pernyataan Jafar yang seolah melempar tanggung jawab ke pusat membuat kesabarannya habis.
"Saya tidak ada urusan dengan Jafar itu. Dia siapa? Selama ini saya sudah mengalah, tapi ini sudah kelewat batas," cetusnya.
"Jangan merasa paling benar kalau track record sendiri masih banyak tanda tanya," tambah sosok yang akrab disapa Panglima Adri tersebut.
Adri juga menepis mentah-mentah klaim Jafar mengenai adanya "konsensus" atau kesepakatan politik yang sudah dipahami oleh Cek Endra. Bagi Adri, narasi tersebut tidak berdasar. Ia menegaskan hanya berpegang teguh pada aturan main organisasi.
"Saya tidak paham kesepakatan apa dengan Pak Cek Endra, saya tidak mengerti. Saya tegak lurus saja dengan AD/ART Golkar," serang Adri tanpa basa-basi.
Menurut Adri, sikap Jafar yang melempar seluruh persoalan ke DPP hanyalah bentuk "cuci tangan" atas kegagalan formatur menyelesaikan tugas tepat waktu.(*)
Add new comment