JAMBI – Perekonomian Provinsi Jambi menunjukkan tren positif menjelang akhir tahun 2024. Nilai ekspor Jambi pada Desember 2024 tercatat mencapai US$216,99 juta, mengalami kenaikan 6,83% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$203,13 juta.
Peningkatan ekspor ini didorong oleh tingginya permintaan global terhadap beberapa komoditas unggulan Jambi, termasuk migas, batubara, karet dan olahannya, minyak nabati, serta hasil perikanan seperti ikan dan udang.
"Jika kita lihat secara kumulatif, nilai ekspor Jambi sepanjang tahun 2024 mencapai US$2,34 miliar, meningkat 6,74% dibanding periode yang sama tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa daya saing produk Jambi di pasar internasional masih sangat kuat," ujar Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo, dalam keterangan resminya, Senin (3/2/2025).
Berdasarkan data BPS, Singapura menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Jambi, dengan nilai transaksi mencapai US$78,33 juta, didominasi oleh ekspor migas.
Selain Singapura, Thailand, Jepang, Malaysia, dan China juga menjadi pasar utama ekspor Jambi. Setiap negara memiliki permintaan spesifik terhadap komoditas Jambi, di mana Thailand dan Jepang banyak menyerap karet olahan, Malaysia membeli minyak nabati, sementara China menjadi tujuan utama ekspor batubara.
Di sisi lain, peningkatan ekspor batubara dan hasil perikanan ke negara-negara Asia memperkuat posisi Jambi sebagai provinsi dengan kontribusi ekspor strategis di sektor sumber daya alam.
Meski ekspor mengalami kenaikan, impor Jambi juga menunjukkan lonjakan yang cukup signifikan. Nilai impor Jambi pada Desember 2024 tercatat sebesar US$5,64 juta, mengalami peningkatan 20,48% dibandingkan November 2024, yang hanya mencapai US$4,68 juta.
Kenaikan impor ini sebagian besar berasal dari bahan kimia, mesin, dan alat angkutan, yang digunakan untuk kebutuhan industri dalam negeri. Lima negara asal impor terbesar Jambi pada Desember 2024 adalah China, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Finlandia.
Dari angka tersebut, China menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai US$2,04 juta, yang banyak menyuplai peralatan industri dan bahan baku manufaktur.
Dengan ekspor yang terus meningkat dan impor yang masih dalam batas wajar, neraca perdagangan Jambi pada Desember 2024 mengalami surplus sebesar US$211,35 juta.
Surplus ini lebih tinggi dibanding Desember 2023, yang saat itu tercatat US$169,30 juta. Kenaikan ini menunjukkan bahwa Jambi berhasil menjaga kestabilan ekonominya dengan mengandalkan sektor ekspor, terutama dari sektor perkebunan, pertambangan, dan perikanan.
Agus Sudibyo menegaskan bahwa capaian ini merupakan indikasi bahwa ekonomi Jambi semakin kuat, meskipun tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan ketidakstabilan nilai tukar rupiah masih menjadi faktor yang harus diantisipasi.
Meski tren ekspor positif, tantangan utama yang dihadapi Jambi adalah ketergantungan pada komoditas mentah, seperti batubara, karet, dan minyak nabati. Hilirisasi industri menjadi faktor penting agar nilai tambah produk Jambi semakin meningkat di pasar global.
Ekonom Universitas Jambi, Dr. Ardiansyah, menyoroti pentingnya pengembangan sektor manufaktur dan hilirisasi komoditas ekspor untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga bahan mentah di pasar dunia.
"Kita perlu mengembangkan industri berbasis karet, minyak sawit, dan produk pertanian lainnya agar ekspor Jambi tidak hanya mengandalkan bahan baku mentah, tetapi juga produk turunan dengan nilai tambah tinggi," ujar Ardiansyah.
Selain itu, tantangan lainnya adalah peningkatan akses pasar ekspor ke Eropa dan Amerika. Selama ini, ekspor Jambi lebih banyak mengandalkan negara-negara Asia, sementara peluang pasar di Uni Eropa dan Amerika masih belum digarap maksimal.
Pemerintah Provinsi Jambi pun mendorong diversifikasi produk ekspor, termasuk produk-produk hasil perikanan dan pertanian, yang diyakini memiliki potensi besar di pasar internasional.
Melihat capaian ekspor sepanjang tahun 2024, BPS optimistis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut di tahun 2025, terutama dengan adanya beberapa faktor pendukung, seperti:
- Permintaan global yang tetap tinggi terhadap minyak sawit, karet, dan batubara.
- Investasi baru di sektor industri pengolahan dan manufaktur yang mulai berkembang di Jambi.
- Upaya pemerintah dalam meningkatkan kerja sama perdagangan internasional serta membuka pasar baru di luar Asia.
Pemerintah Provinsi Jambi pun menargetkan peningkatan ekspor melalui berbagai strategi, seperti mempercepat pembangunan infrastruktur logistik, memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional, serta mendorong digitalisasi perdagangan agar pelaku usaha lebih mudah menjangkau pasar global.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, Jambi diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan surplus perdagangan, sekaligus memperkuat daya saingnya di tingkat internasional.
"Surplus perdagangan yang terus meningkat ini menjadi modal penting bagi Jambi untuk memperkuat ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkas Agus Sudibyo.(*)
Add new comment