MUARA BULIAN – Pemerintah Kabupaten Batanghari melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus memperkuat langkah-langkah penanganan Tuberkulosis (TBC). Sepanjang tahun 2024, sebanyak 4.419 warga telah menjalani pemeriksaan TBC, atau mencapai 98,13 persen dari target 4.503 orang yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Wendrawati, menyampaikan bahwa pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan memberikan penanganan dini bagi warga yang terduga terpapar TBC.
"Ya, untuk masyarakat yang terduga terpapar penyakit TBC tersebut sudah kita layani semua pada tahun 2024," ujarnya, Kamis (6/2/2025).
Warga yang masuk dalam kategori terduga TBC adalah mereka yang mengalami beberapa gejala seperti:
- Batuk berkepanjangan yang tidak sembuh dalam waktu lebih dari dua minggu,
- Demam tanpa penyebab yang jelas dalam waktu lama,
- Penurunan nafsu makan dan berat badan, serta
- Mudah merasa lelah dan berkeringat di malam hari.
Sebelum dinyatakan positif, setiap warga yang menunjukkan gejala tersebut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sampel dahak diambil dan diuji menggunakan metode Tes Cepat Molekuler (TCM) di laboratorium yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan.
"Pemeriksaan TCM ini sudah tersedia di beberapa fasilitas layanan kesehatan di Batanghari, seperti di RSUD Hamba, Puskesmas Sungai Rengas, dan Puskesmas Muara Tembesi," jelas Wendrawati.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif TBC, pasien akan langsung masuk dalam program pengobatan nasional yang telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan.
Dinkes memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan secara gratis dan teratur, mengingat penyakit ini memerlukan kedisiplinan tinggi dalam konsumsi obat selama minimal 6 bulan.
"Bagi pasien yang dinyatakan positif, akan kami tangani sesuai prosedur medis yang berlaku dan akan dipantau dalam masa pengobatan agar tidak putus obat," tambahnya.
Pemutusan rantai penyebaran TBC menjadi prioritas utama dalam kebijakan kesehatan daerah, mengingat penyakit ini masih menjadi salah satu penyakit menular yang cukup berbahaya di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Batanghari tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga menguatkan langkah-langkah pencegahan dengan meningkatkan layanan deteksi dini, seperti:
- Skrining massal untuk kelompok berisiko tinggi seperti lansia, pekerja tambang, dan masyarakat dengan sistem imun lemah,
- Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS),
- Peningkatan layanan di puskesmas dan rumah sakit, serta
- Memastikan ketersediaan fasilitas dan tenaga medis yang memadai.
Dinas Kesehatan juga mendorong peran keluarga dan lingkungan sekitar untuk lebih peduli terhadap pasien TBC, agar tidak terjadi stigma sosial yang bisa menghambat kesembuhan.
"Kami harap masyarakat tidak takut untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC, karena semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh," pungkas Wendrawati.
Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, Pemkab Batanghari optimis dapat menekan angka penyebaran TBC, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat demi mewujudkan Batanghari bebas TBC di masa depan.(*)
Add new comment