Dalam balutan kemeja kuning khas Partai Golkar, Cek Endra berdiri di halaman DPD I Golkar Provinsi Jambi, Sabtu pagi 7 Juni 2025. Suasana hari raya Idul Adha terasa syahdu, penuh khidmat dan kebersamaan di DPD 1 PArtai Golkar Jambi. Tahun ini, DPD Golkar Jambi menyembelih 8 ekor sapi kurban, meningkat dari tahun lalu yang hanya 6 ekor.
“Sapi-sapi ini berasal dari kepala daerah dan pengurus Golkar. Sudah kita distribusikan ke masyarakat di Kota Jambi dan sebagian ke Muaro Jambi,” ujar Cek Endra.
Bersama sang istri, Rosita Endra, ia menyaksikan langsung proses penyembelihan hewan kurban dan secara simbolis menyerahkan daging kurban kepada masyarakat, siangnya. Sikap yang tak hanya simbolis, tapi menegaskan bahwa Golkar hadir untuk rakyat – bukan hanya saat kampanye, tapi saat umat membutuhkan.
- Tahun 2024: 6 ekor
- Tahun 2025: 8 ekor
- Ditargetkan tahun depan: lebih dari 10 ekor kurban
Tak hanya di DPD I, pemotongan hewan kurban juga dilakukan serentak di seluruh DPD II Golkar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
“Kami ingin kurban ini tak sekadar acara seremonial. Tapi benar-benar menjadi pengikat antara kader, rakyat, dan nilai-nilai pengabdian,” tambah Cek Endra, yang kini duduk di Komisi XII DPR RI.
Dalam dokumentasi yang beredar, Cek Endra tampak tenang dan ramah menyapa warga. Mengenakan kemeja kuning, bercorak lembut, ia berdiri di sisi warga, bukan di atas podium. Di belakangnya, logo Golkar terlihat jelas di spanduk "Qurban Idul Adha 1446 H – DPD Golkar Provinsi Jambi".
Gaya kepemimpinan ini menciptakan kesan pemimpin yang hadir, bukan sekadar hadir secara politik – tapi hadir dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dalam politik, kurban tak hanya soal distribusi daging. Ia adalah simbol siapa yang berkorban untuk rakyat, dan siapa yang hanya datang saat suara dibutuhkan.
“Golkar ingin membangun tradisi yang tulus, yang memberi. Dan Idul Adha adalah momentum untuk menegaskan itu,” ucapnya.
Semangat berkurban yang dipimpin langsung Cek Endra menjadi bukti bahwa politik tak selalu harus gaduh dan penuh janji, tetapi bisa hadir dalam bentuk daging segar di tangan masyarakat kecil.
“Kita ingin kurban ini jadi tradisi politik baru, politik yang memberi, bukan hanya berjanji,” pungkas Cek Endra.(*)
Add new comment