PELALAWAN – Dunia kampus bukan sekadar ruang kuliah dan tumpukan teori. Bagi Fajar Nugraha, mahasiswa Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I), pembelajaran sejati justru dimulai saat kaki benar-benar menapak di lapangan.
Fajar kini tengah menjalani program magang industri bersama rekan-rekan seangkatannya. Dalam momentum inilah ia merasakan bahwa dunia kerja dan dunia akademik harus saling terkait erat, bukan berjalan terpisah.
“Kita tidak cukup hanya paham teori. Dunia kerja menuntut kesiapan praktik, dan salah satu cara terbaik untuk menyiapkannya adalah lewat kegiatan magang,” ujar Fajar, saat ditemui di sela aktivitas lapangannya, Rabu (24/7/2025).
Baginya, magang bukan hanya syarat kurikulum, tetapi bagian penting dalam proses pembentukan karakter profesional mahasiswa. Di lapangan, mahasiswa belajar bekerja dalam tim, menyusun strategi teknis, mengelola waktu secara ketat, hingga menghadapi masalah nyata—semuanya dalam satu paket pengalaman hidup yang berharga.
Selama magang, Fajar dan rekan-rekannya terlibat langsung dalam aktivitas perawatan tanaman, pengelolaan kebun, analisis kesuburan tanah, hingga pengamatan langsung proses manajemen kebun industri. Interaksi dengan para teknisi, manajer lapangan, dan petugas kebun menjadi cermin nyata dunia yang akan mereka hadapi kelak setelah lulus.
“Banyak yang tidak bisa kita pelajari dari PPT atau dosen saja. Tapi saat kita berkotor-kotor di kebun, melihat langsung sistem kerja dan tanggung jawab di lapangan—di situlah ilmu menemukan maknanya,”tegasnya.
Fajar juga menyampaikan apresiasi kepada dosen pembimbingnya, Bapak Ranando, S.P., M.Si., yang tidak hanya mendampingi mereka secara administratif, tetapi juga mengantar langsung ke lokasi magang melalui pelabuhan. Kehadiran dan dukungan moral dosen pembimbing, menurutnya, memberi semangat lebih bagi mahasiswa.
Lebih jauh, Fajar menyebut magang ini adalah wujud konkret dari semangat "Kampus Berdampak", yaitu kampus yang tidak hanya melahirkan lulusan akademik ber-IPK tinggi, tetapi juga pribadi yang tangguh, teknis, komunikatif, dan siap kerja.
“Saya ingin mengajak semua mahasiswa untuk tidak takut keluar dari zona nyaman. Dunia kerja tidak dimulai saat lulus, tapi saat kita mulai membiasakan diri dengan tantangan praktis di lapangan,” ujarnya.
Dengan semangat itu, ITP2I terus membuktikan diri sebagai institusi vokasi yang menghubungkan pendidikan tinggi dengan industri secara nyata. Di tengah tantangan ketenagakerjaan dan tuntutan profesionalisme, magang industri menjadi jembatan penting bagi mahasiswa untuk menyongsong masa depan yang lebih siap dan berdampak.(*)
Add new comment