Selama sepekan terakhir, harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Batanghari mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini terutama terlihat pada komoditas seperti cabai merah, bawang merah, hingga ayam potong. Penurunan harga ini disambut baik oleh masyarakat, namun juga memunculkan kekhawatiran terkait potensi lonjakan harga di masa mendatang.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop UKM) Batanghari, Edi Sabara, mengungkapkan bahwa pihaknya rutin melakukan pemantauan harga di pasar. Menurutnya, penurunan harga kebutuhan pokok ini dipicu oleh pasokan yang melimpah di pasaran.
"Setiap hari kami memantau harga di pasar. Penurunan harga yang signifikan, seperti pada cabai, bawang, dan ayam, disebabkan oleh melimpahnya pasokan karena panen yang berbarengan," jelas Edi. Ia menambahkan bahwa kebanyakan cabai dan bawang yang dijual di Kabupaten Batanghari berasal dari daerah seperti Kerinci dan Padang.
Turunnya harga ini tentu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi. Namun, Edi juga mengingatkan adanya potensi risiko inflasi apabila pasokan mulai menipis dalam beberapa bulan mendatang. "Yang kita khawatirkan adalah jika harga terlalu rendah saat ini, kemudian naik tajam. Ini bisa memicu inflasi yang akan memberatkan masyarakat," ujarnya.
Saat ini, harga kebutuhan pokok di Pasar Keramat Tinggi Batanghari mencatat beberapa penurunan harga yang cukup signifikan. Cabai merah segar dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram, bawang merah Rp22 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp36 ribu per kilogram. Sementara itu, beras medium berada di harga Rp13.500 per kilogram, beras SPHP Rp12.600 per kilogram, cabai rawit hijau Rp30 ribu per kilogram, gula pasir Rp17 ribu per kilogram, dan daging ayam Rp26 ribu per kilogram.
Dengan dinamika pasar yang terus berubah, masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan fluktuasi harga yang bisa terjadi sewaktu-waktu.(*)
Add new comment