Sindiran Sudirman Soal Islamic Center Bikin Gerah, Tokoh NU Jambi Meradang

WIB
Ilustrasi Jambi Link

Jambi – Pernyataan Sudirman, calon Wakil Gubernur Jambi nomor urut 1, dalam debat pekan lalu menuai reaksi keras. Dalam debat itu, Sudirman menyebut pembangunan proyek seperti Stadion dan Islamic Center yang digagas petahana Al Haris sebagai “pembangunan mercusuar” yang menurutnya kurang bermanfaat langsung bagi masyarakat alias mubazir.

Ucapannya kontan memancing kemarahan berbagai tokoh di Jambi. Hoiron Fauzi, seorang tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Jambi, mengecam keras pernyataan itu. Ia menilai bahwa menyebut Islamic Center tidak perlu adalah penghinaan terhadap para ulama, tokoh adat, dan masyarakat Jambi yang menghargai simbol-simbol agama sebagai pusat pembinaan spiritual.

“Islamic Center ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah tempat kami menanamkan nilai-nilai luhur, tempat para ulama dan masyarakat berkumpul, memperkuat jati diri Islam yang damai dan inklusif,” ujar Hoiron dengan nada tegas.

Menurut Hoiron, Islamic Center sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Jambi. Selain nantinya akan menjadi pusat kajian agama, Islamic Center juga berfungsi sebagai wadah pembinaan akhlak generasi muda, tempat belajar Al-Qur’an, hingga pusat kegiatan sosial yang mempererat hubungan masyarakat.

“Tidak sepatutnya proyek ini dianggap remeh atau dicela,” tambahnya.

Para ulama dan tokoh adat, lanjut Hoiron, menilai Islamic Center sebagai salah satu simbol kebanggaan Jambi. Bagi masyarakat Jambi, pembangunan ini adalah upaya nyata memperkuat kearifan lokal sekaligus menjaga identitas budaya.

“Jika seorang calon pemimpin menganggap bangunan ini tidak penting, berarti ia tidak memahami kebutuhan mendalam masyarakat Jambi, yang mencakup kebutuhan spiritual dan moral, bukan sekadar fisik atau material,” tegasnya.

Hoiron menekankan bahwa setiap pembangunan yang diinisiasi di Jambi harus dipandang dari sudut pandang sosial, kultural, dan spiritual masyarakat setempat.

“Kami ingin pemimpin yang paham aspirasi masyarakat, yang menghargai nilai-nilai yang kami jaga selama ini. Kami tidak ingin pemimpin yang mengabaikan akar budaya kami demi ambisi politik semata,” tutupnya.

Islamic Center Jambi, Simbol Budaya dan Kehidupan Beradat di Bumi Sepucuk Jambi 9 Lurah

Munzir, SE, tokoh masyarakat Seberang Kota Jambi, menegaskan bahwa Islamic Center bukan hanya gedung. Ini adalah lambang “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabulloh,” di mana adat istiadat berpijak pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis.

Munzir menyampaikan, Islamic Center mencerminkan nilai-nilai budaya Jambi yang sudah mengakar. "Di Jambi, kita tidak hanya bicara soal pembangunan fisik, tetapi bagaimana nilai spiritual dan adat istiadat hidup dalam setiap sisi kehidupan masyarakat. Pusat ini adalah warisan bagi generasi mendatang, melambangkan harmoni antara adat dan agama," jelasnya.

Islamic Center menjadi tempat utama berbagai kegiatan agama, kebudayaan, dan sosial masyarakat. Selain sebagai tempat ibadah, pusat ini juga menjadi lokasi kajian agama dan kegiatan adat, seperti pertemuan tokoh adat dan ulama dalam membina masyarakat, memperkuat akhlak, serta memperkokoh budaya lokal.

Munzir juga menekankan bahwa bagi masyarakat Jambi, Islamic Center adalah simbol penting dalam menjalankan prinsip "Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabulloh.” "Menjaga tempat seperti ini adalah bentuk penghormatan kita pada leluhur dan pada jati diri masyarakat Jambi yang senantiasa hidup berdampingan dalam nilai adat dan agama," tambahnya.

Munzir berharap ke depannya pemimpin Jambi dapat melihat pentingnya Islamic Center bukan sekadar dari sisi pembangunan fisik, tetapi sebagai wujud jati diri dan kekuatan spiritual masyarakat Jambi.

"Kita ingin Jambi yang beradat dan beragama kuat, sehingga pembangunan yang dilakukan tetap menjaga warisan luhur Bumi Sepucuk Jambi 9 Lurah," tutup Munzir.

Komentar Sudirman telah mengundang perdebatan di kalangan masyarakat Jambi. Bagi sebagian besar warga, Islamic Center adalah simbol kebanggaan, tempat spiritual yang memberi dampak jangka panjang bagi masyarakat Jambi.(*)

Comments

Permalink

Sbg pemimpin tak cukup hanya Iq saja tapi sangat dibutuhkan pula EQ dan SQ secara komprehensip. Inga' inga' : "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini Pak, adalah Negeri dan Alam yg
Beradat. Adat bersendi Syara' dan Syara' Bersendi Kitabullah."

Permalink

Sbg pemimpin tak cukup hanya Iq saja tapi sangat dibutuhkan pula EQ dan SQ secara komprehensip. Inga' inga' : "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini Pak, adalah Negeri dan Alam yg
Beradat. Adat bersendi Syara' dan Syara' Bersendi Kitabullah." Islamic Centre ini pusat tempat kajian dan pendalaman Islam secara ilmiah dan terapan sedangkan Stadion OR yg representatip itu sbg implementasi dari pada upaya tuk menuju mensana in corporesana. Mudah2an dapat dimengerti krn semua dibutuhkan disesuaikan dgn tahapan dan ketersediaan dana. Ini pikiran bodoh sayo pak. Tq.

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network