Harga TBS Naik, Petani Kelapa Sawit di Jambi Bergembira

Jambi - Kabar gembira datang untuk para petani kelapa sawit di Provinsi Jambi. Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kembali mengalami kenaikan. Kali ini, harga TBS naik sebesar Rp 94,84 per kilogram, menjadi Rp 3.009,80 per kilogram. Kenaikan ini berlaku untuk TBS kelapa sawit dengan usia tanam 10-20 tahun, dan berlaku untuk periode 12-18 Juli 2024.

Dalam rapat penetapan harga yang diadakan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, disepakati daftar harga TBS kelapa sawit berdasarkan usia tanam sebagai berikut:

• Kelapa Sawit umur 3 tahun: Rp 2.363,03 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 4 tahun: Rp 2.510,29 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 5 tahun: Rp 2.626,78 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 6 tahun: Rp 2.737,29 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 7 tahun: Rp 2.806,71 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 8 tahun: Rp 2.865,05 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 9 tahun: Rp 2.922,19 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 10-20 tahun: Rp 3.009,80 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 21-24 tahun: Rp 2.917,46 per kilogram
• Kelapa Sawit umur 25 tahun: Rp 2.780,35 per kilogram

Sementara itu, harga CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah diputuskan sebesar Rp 12.838,23 per kilogram. Sedangkan harga minyak inti sawit atau kernel mencapai Rp 7.924,64 per kilogram dengan indeks K 93,30 persen.

Kenaikan harga ini tentu membawa angin segar bagi petani kelapa sawit di Jambi. "Kami sangat bersyukur dengan kenaikan harga ini. Ini sangat membantu kami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar salah seorang petani sawit di Jambi.

Pemerintah daerah berharap kenaikan harga TBS ini dapat terus memberikan dampak positif bagi perekonomian para petani dan mendukung kesejahteraan mereka. Selain itu, diharapkan agar harga sawit dapat tetap stabil dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam industri kelapa sawit di Jambi.

Kenaikan harga TBS kelapa sawit ini diharapkan juga dapat mendorong semangat para petani untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.(*)