Usman Ikut Rapimnas Kadin Arsyad dan Kadin Anindya, Ritas: Dulu Tolak Anindya, Sekarang Mau Main Dua kaki!

Sikap Usman Sulaiman, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jambi, yang bermain dua kaki kini menjadi sorotan tajam. Ritas Mairiyanto, anggota Kadin aktif menyebut Usman Sulaiman melakukan sikap dualisme dalam tubuh organisasi Kadin, satu kaki tegak di Kadin Arsyad, kaki lain di Kadin Anindya.

Padahal, Kata Ritas, Usman sebelumnya tegas menolak Kadin versi Anindya Bakri.

“Kini kok malah justru menghadiri dua Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang berbeda: Rapimnas Kadin Arsyad Rasid pada 29 November 2024 di Pullman Hotel Slipi, dan Rapimnas Kadin Anindya Bakri di Hotel Mulia pada 30 November 2024. Ini ada apa,?” Kata Ritas.

Tindakan Usman ini memicu gelombang kritik keras dari sejumlah anggota Kadin Jambi, yang merasa kecewa dengan ketidakjelasan sikap Usman.

Ritas Mairiyanto, anggota Kadin Jambi yang mendukung Kadin versi Anindya, mengungkapkan kekecewaannya dengan sangat tegas.

"Usman sudah menunjukkan sikap menolak Kadin Anindya, tetapi sekarang justru hadir di Rapimnas Anindya. Ini jelas tindakan munafik yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pemimpin. Dia hanya mengejar kepentingan pribadi tanpa melihat integritas dan kredibilitasnya," ujar Ritas dengan nada tinggi.

Bagi Ritas, tindakan Usman tersebut sangat merugikan dan mencoreng citra Kadin Jambi.

"Sejak awal dia mengkritik Kadin Anindya, bahkan dia sudah menerbitkan surat menolak hasil Munaslub yang menunjuk Anindya. tetapi kini malah merapat. Ini adalah permainan politik yang jelas-jelas merusak kesolidan Kadin Jambi. Kami sudah cukup sering melihat politisi yang bermain dua kaki, tapi seorang ketua Kadin harusnya lebih tegas dan tidak berubah-ubah seperti ini," tegas Ritas.

Kritik tajam juga datang dari Asari Syafei, anggota Kadin Jambi lainnya, yang lebih lanjut mengecam tindakan Usman.

"Sikap Usman ini tidak bisa diterima. Seorang pemimpin seharusnya menunjukkan ketegasan dalam memilih jalan politiknya, bukan malah mencari keuntungan dengan berpindah-pindah di antara dua pihak. Ini jelas tindakan plin-plan yang menunjukkan dia tidak punya pendirian," ujar Asari dengan geram.

Asari menambahkan bahwa perilaku seperti ini sangat berbahaya bagi organisasi dan merusak kepercayaan anggota terhadap kepemimpinan.

"Kami butuh pemimpin yang konsisten, bukan yang hanya mencari aman atau keuntungan pribadi. Usman harusnya berpikir panjang sebelum membuat keputusan yang merusak solidaritas Kadin Jambi," imbuhnya.

Sejumlah anggota Kadin Jambi juga menilai bahwa keputusan Usman untuk hadir di kedua Rakernas ini menciptakan keretakan dalam tubuh organisasi.

“Dia terlihat hanya ingin memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi, tanpa memikirkan dampaknya terhadap organisasi. Kami merasa kecewa, dan kami berharap Anindya Bakri tidak terjebak dalam permainan politik seperti ini," lanjut Asari.

Bagi banyak anggota Kadin Jambi, Usman Sulaiman sudah kehilangan kepercayaan mereka. Tindakan inkonsistennya dalam memilih kubu yang akan didukung di Kadin, di satu sisi menunjukkan keinginannya untuk mempertahankan kekuasaan, namun di sisi lain sangat merugikan nama besar Kadin Jambi itu sendiri. Sehingga, mereka mendesak untuk Anindya tak menerima Usman, orang yang sejak awal menolaknya.

Dengan tegas, Ritas mengingatkan bahwa anggota Kadin yang mendukung Anindya Bakri tidak akan menerima sikap yang cari aman atau bermain dua kaki.

“Kami ingin pemimpin yang jelas dalam prinsip dan komitmennya, bukan yang hanya berpindah-pindah demi kepentingan pribadi. Usman harus segera memilih satu pihak dan menunjukkan keseriusannya dalam memimpin," pungkas Asari.(*)