Tebo – Di tengah tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks, Pemerintah Kabupaten Tebo kini mempertegas langkah untuk menyelesaikan persoalan ini secara berkelanjutan. Penjabat (Pj) Bupati Tebo, Varial Adhi Putra, menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan lagi isu pinggiran, melainkan bagian penting dari standar pelayanan yang harus dipenuhi pemerintah daerah.
"Persoalan pengelolaan sampah berkelanjutan tidak bisa dipandang sebelah mata. Standar yang ditetapkan harus dipatuhi, dan kebijakan yang diambil harus benar-benar terarah," ujar Varial Adhi Putra dengan nada serius.
Langkah Pemkab Tebo untuk membenahi pengelolaan sampah bukan hanya retorika. Keikutsertaan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah Tahun 2024 yang digelar di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (12/12), menjadi salah satu bukti keseriusan. Rakornas ini bertemakan “Penguatan Komitmen Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan.”
Namun, di balik keseriusan tersebut, realitas di lapangan menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Pemkab Tebo. Persoalan teknis, minimnya fasilitas, hingga kurangnya kesadaran masyarakat menjadi penghambat utama. Tidak heran jika komitmen untuk menindaklanjuti hasil Rakornas di Tebo menjadi sorotan.
"Hasil Rakornas ini akan kami tindaklanjuti di Tebo. Kami tidak bisa berjalan sendiri, perlu kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang benar-benar berkelanjutan," tegas Varial.
Pengelolaan sampah di Tebo selama ini kerap dihadapkan pada kendala klasik: rendahnya kapasitas infrastruktur dan kesadaran masyarakat dalam memilah dan membuang sampah. Di sisi lain, tekanan dari pemerintah pusat untuk mencapai target pengurangan sampah semakin mendesak. Dengan keterbatasan ini, mampukah Pemkab Tebo menerjemahkan komitmen menjadi aksi nyata?
Pengamat lingkungan setempat menilai, pengelolaan sampah tidak cukup hanya menjadi wacana. "Pemerintah daerah harus keluar dari pola lama yang hanya menunggu inisiatif pusat. Harus ada langkah konkret, seperti pengembangan teknologi lokal dan pemberdayaan masyarakat," ujar seorang aktivis lingkungan yang enggan disebutkan namanya.
Varial Adhi Putra optimistis, Tebo mampu menjawab tantangan ini dengan kerja sama yang solid. Namun, publik kini menunggu langkah nyata dari pemerintah daerah, tidak hanya janji tindak lanjut. Tantangan keberlanjutan ini harus dihadapi dengan lebih dari sekadar komitmen seremonial. Masyarakat butuh bukti bahwa pengelolaan sampah di Tebo benar-benar menuju arah yang lebih baik dan berkelanjutan.
Apakah komitmen ini sekadar formalitas atau benar-benar menjadi langkah perubahan? Waktulah yang akan menjawabnya. (*)
Add new comment