Program jaringan gas rumah tangga (Jargas) dinilai krusial untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Anggota Komisi XII DPR RI, Drs. H. Cek Endra, mendesak pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur Jargas untuk mengurangi beban subsidi LPG 3 kilogram, terutama di kawasan perkotaan padat.
Menurut Cek Endra, pemanfaatan gas bumi saat ini masih didominasi sektor industri, pupuk, kelistrikan, dan LNG.
Sementara itu, kontribusi sektor rumah tangga melalui Jargas masih di bawah 1 persen dari total penyaluran gas domestik.
"Program Jargas sangat strategis. Selain mengurangi ketergantungan pada impor LPG—yang tahun ini diprediksi mencapai 6,91 juta MT—juga bisa menjaga cadangan devisa negara," ujar Cek Endra, Senin (28/4/2025).
Cek Endra mengungkapkan sejumlah hambatan serius yang memperlambat realisasi Jargas, mulai dari terbatasnya infrastruktur distribusi gas hingga minimnya alat konverter di rumah tangga.
Investasi pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) juga dinilai kurang menarik dan tidak ekonomis bagi investor.
"Belum lagi, dukungan anggaran dari APBN untuk Jargas masih sangat terbatas," tambah Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi itu.
Lebih jauh, Cek Endra menekankan, pengembangan Jargas akan mendukung agenda transisi energi nasional. Gas bumi merupakan energi yang lebih murah, lebih aman, lebih stabil, dan lebih bersih dibandingkan LPG.
"Pemanfaatan gas bumi juga berarti memanfaatkan sumber daya alam kita sendiri, bukan terus bergantung pada energi impor," tegasnya.
Cek Endra menegaskan bahwa agar program Jargas berjalan optimal, diperlukan sejumlah langkah strategis, di antaranya, keberpihakan anggaran. Pemerintah harus memperbesar alokasi APBN untuk pembangunan infrastruktur Jargas.
Lalu dukungan kebijakan bagi sektor swasta. Insentif perlu diberikan, tidak hanya kepada perusahaan migas, tetapi juga sektor properti seperti pengembang perumahan dan rumah susun.
"Keterlibatan sektor swasta sangat penting untuk mempercepat pembangunan Jargas di berbagai wilayah," imbuh Cek Endra.
Cek Endra menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa keberhasilan Jargas bukan hanya tugas pemerintah, melainkan memerlukan komitmen dan kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
"Kalau ini bisa kita sinergikan, ketahanan energi nasional makin kuat, dan rakyat bisa menikmati energi murah serta ramah lingkungan," tandasnya.(*)
Add new comment