Sebuah momen mengejutkan terjadi saat Wali Kota Jambi, Dr. Maulana, meninjau progres proyek sistem pengendali banjir segmen 1 di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Rabu (6/6/2025). Dalam kunjungan lapangan yang digelar hari itu, Maulana terperosok ke dalam lubang sedalam hampir dua meter.
Ia jatuh bersama Kepala BWSS VI Jambi, dan dua anggota tim lainnya.
Insiden ini terjadi begitu cepat. Maulana yang mengenakan kemeja putih bersih, tiba-tiba hilang dari pandangan. Hanya terdengar teriakan kaget dan suara tanah runtuh. Lubang tempat jatuhnya tampak cukup dalam dan penuh lumpur.
Rombongan yang menyertai sontak panik. Petugas keamanan proyek dan pendamping segera bergegas mengangkat tubuh Wali Kota dan Kepala BWSS VI yang terlihat berlumuran lumpur.
Maulana memilih tak bereaksi berlebihan. Ia hanya tersenyum tipis. Tangan kirinya tampak memar ringan, celananya sedikit koyak di bagian lutut, dan sepatunya—yang biasanya mengkilap dalam acara resmi—kini berwarna coklat tanah.
Yang menarik, Maulana tak langsung meninggalkan lokasi. Justru sebaliknya.
“Mana tadi yang ada masalah?” katanya sambil kembali berjalan meninjau, seolah tidak terjadi apa-apa.
Lihat videonya di sini :
Rekaman insiden ini cepat menyebar. Di media sosial, banyak warga mengomentari insiden tersebut. Ada yang takjub dengan ketegaran Maulana, tapi ada pula yang menyentil lebih dalam.
“Pak Wali kerja keras sih, sampai jatuh segala. Tapi ini kayak tanda dari alam ya...” tulis akun @***jambi di platform TikTok.
Komentar serupa bermunculan. “Kalau jalan proyeknya saja bisa ‘menjebak’ Wali Kota, apalagi warga?” “Jangan-jangan ini peringatan simbolik dari bumi.”
Tentu, semua komentar itu tak bisa dianggap serius sepenuhnya. Tapi, rasa-rasa publik selalu menyimpan tafsir simbolik di balik peristiwa nyata. Dan tak sedikit yang membaca insiden ini sebagai “kode dari langit” agar Wali Kota lebih berhati-hati, bukan hanya soal langkah kaki, tapi juga arah kebijakan.
Yang menarik, Maulana tak jatuh sendiri. Ia jatuh bersama Kepala BWSS VI Jambi, instansi yang menjadi mitra utama dalam proyek-proyek drainase, irigasi, dan pengendalian banjir di Kota Jambi.
Proyek sistem asam segmen 1 ini memang belum sepenuhnya berjalan lancar. Beberapa titik masih mandek karena kendala pembebasan lahan. Kunjungan Maulana sendiri dilakukan untuk memastikan masalah itu bisa segera diselesaikan.
Tak ada yang menyangsikan tekad Maulana membangun Kota Jambi. Ia hadir langsung ke lapangan, bahkan bersedia turun ke proyek berlumpur. Tapi, di balik semua itu, publik juga sedang membaca tanda-tanda kecil, yang bagi sebagian orang bukan kebetulan.
Dalam politik, jatuh bukan selalu soal tubuh. Kadang, itu sinyal kecil dari sistem yang mulai goyah, dari kepercayaan yang mulai retak, dari pondasi yang mulai keropos. Maulana tak boleh menyepelekan lubang yang menjatuhkannya. Karena lubang yang tidak ditutup hari ini, bisa menjadi jurang yang menelan masa depan kepemimpinannya.(*)
Add new comment