Sejumlah proyek infrastruktur strategis mulai dilepas Pemerintah Kota Jambi tahun anggaran 2025. Totalnya puluhan paket. Sebagian di antaranya bernilai di atas Rp 1 miliar dan saat ini sedang dalam proses tender terbuka melalui LPSE.
Publik tentu tak ingin hanya sekadar mendengar daftar proyek. Mereka menuntut proses yang jujur, tanpa rekayasa, dan tidak jadi ladang persekongkolan elit kontraktor.
10 Proyek Bernilai Miliaran yang Sedang Ditenderkan
No | Nama Proyek | Nilai HPS |
---|---|---|
1 | Rekonstruksi Parit Jalan T.P. Sriwijaya (Lanjutan) | Rp 2,9 M |
2 | Pembangunan RKB & Rehab Mushola SDN 221 | Rp 1 M |
3 | Pembangunan RKB SDN 42 Kota Jambi | Rp 1,7 M |
4 | Pembangunan Jembatan Jalan Sari Bakti | Rp 4,1 M |
5 | Pembangunan Booster Pump Bagan Pete (lanjutan) | Rp 5,1 M |
6 | Pembangunan Gedung UKPBJ Kota Jambi | Rp 2,6 M |
7 | Rekonstruksi Parit Jalan DI Panjaitan | Rp 3 M |
8 | Pembangunan SMPN 3 Kota Jambi | Rp 2 M |
9 | Pembangunan RKB SMPN 11 Kota Jambi | Rp 1,2 M |
10 | Pembangunan SMPN 3 Kota Jambi (Paket Tambahan) | Rp 2 M |
Seluruh proyek ini berasal dari satu dinas, yakni Dinas PUPR Kota Jambi. Artinya, kendali paket-paket bernilai besar terpusat, dan membuka ruang bagi praktik koordinasi tertutup jika tidak diawasi ketat.
Namun ini baru sebagian kecil.
Sejumlah proyek bernilai besar lainnya masih menunggu ditayangkan. Artinya, arus dana konstruksi yang akan mengalir jauh lebih besar daripada yang terlihat hari ini.
Data yang dihimpun JambiLink menunjukkan bahwa daftar proyek di atas bukanlah keseluruhan. Masih banyak proyek strategis dengan nilai jumbo yang belum ditayangkan. Sebagian besar dalam proses finalisasi dokumen atau menunggu pelepasan jadwal lelang resmi.
“Ini baru pemanasan. Biasanya, proyek yang lebih ‘gurih’ ditayangkan belakangan. Saat publik sudah bosan memantau,” ujar sumber kami di lingkaran Kota Jambi.
Di sinilah titik rawannya. Saat proyek besar ditayangkan dengan minim pengawasan, potensi konsolidasi dan rekayasa tender jauh lebih tinggi.
Salah satu proyek yang kembali ditenderkan adalah rekonstruksi parit TP Sriwijaya senilai Rp 2,9 miliar. Tahun lalu, proyek ini sempat menimbulkan insiden kecelakaan warga akibat minimnya pengamanan galian.
“Waktu itu tak ada pagar. Lampu peringatan juga tidak hidup. Warga jatuh ke galian dan luka parah,” kata Erni, warga setempat.
Kini proyek ini tayang lagi. Tapi, tanpa audit publik atas proyek sebelumnya, siapa yang menjamin kualitas pengerjaan tidak kembali menjadi jebakan bagi warga?
Duet Wali Kota Dr. Maulana dan Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha Hazrin baru saja melewati 100 hari pertama. Di tengah evaluasi awal kinerja, puluhan tender miliaran mulai dilepas.
“Kalau duet baru ini tidak hati-hati, mereka bisa tergelincir mewarisi sistem tender lama. Ini ujian pertama mereka, mau melanjutkan atau memutus mata rantai tender penuh celah,” ujar sumber Jambi Link lainnya.
Publik berharap duet Maulana-Diza bisa menjaga integritas dan memastikan transparansi penuh proses tender, verifikasi ketat terhadap dokumen penyedia, tegas menolak penyedia bermasalah atau fiktif. Karena, dari berbagai pengalaman menunjukkan, bukan proyeknya yang salah, tapi siapa yang menang dan bagaimana cara mereka menang.
Publik mendukung sepenuhnya rencana pembangunan Kota Jambi. Mereka pun menyokong penuh duet Maulana-Diza. Apalagi, proyek-proyek strategis seperti sekolah, jalan, jembatan, hingga sistem drainase—adalah kebutuhan nyata warga kota.
Tapi, di pundak Maulana-Diza, publik juga menaruh harap, setiap rupiah yang digelontorkan dari APBD harus memberikan manfaat langsung, bukan sekadar memenuhi target serapan anggaran.
Pembangunan yang baik dimulai dari proses yang benar. Karena itu, Wali Kota Maulana dan Wakil Wali Kota Diza Hazra Hazrin perlu waspada. Mereka baru melewati 100 hari pertama di kursi pemerintahan. Ini masa-masa rawan, ketika euforia politik belum habis, tapi sistem birokrasi lama masih menyusup.
Sudah banyak contoh daerah tergelincir di awal masa jabatan. Terjebak proyek titipan, penyedia fiktif, dan persekongkolan tender—semuanya meninggalkan warisan buruk yang sulit ditebus di tahun-tahun berikutnya.
Rakyat Kota Jambi tak butuh proyek yang cepat dilepas tapi lambat dirasakan. Yang dibutuhkan adalah pembangunan berintegritas sejak awal.
Kini, semuanya kembali pada pilihan Maulana–Diza, ikut pusaran lama atau mengawali lembaran baru.(*)
Add new comment