Gagal Dapat Makan Saat Haji, Jamaah Indonesia Dapat Kompensasi Rp 6,4 Miliar dari BPKH

WIB
Ist

Makkah - Layanan konsumsi jemaah haji Indonesia sempat terganggu usai puncak haji di Armuzna. Sekitar 20 ribu jamaah yang tersebar di 140 hotel tidak mendapatkan makan malam, bahkan sebagian di antaranya juga tidak kebagian sarapan atau makan siang.

Situasi itu langsung direspons Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH Limited) yang memberikan kompensasi tunai kepada para jamaah yang terdampak. Nilainya tidak main-main — total disiapkan dana hingga Rp 6,48 miliar.

“Ini bukan soal besarnya angka, tapi tentang bentuk tanggung jawab,” ujar Iman Nikmatullah, Mudir BPKH Limited, saat penyerahan simbolis kompensasi di Hotel 614, Makkah, Kamis (12/6/2025).

Kekacauan distribusi makanan ini terjadi tepat di 14 Dzulhijjah 1446 H, saat jamaah baru kembali dari puncak haji. Beberapa dapur katering di Arab Saudi mitra BPKH dilaporkan mogok kerja, ditambah kerusakan alat masak pada pukul 4 pagi. Akibatnya, makan malam tidak tersalurkan sama sekali.

“Kami sudah diskusi dengan PPIH, Menteri Agama, dan Dirjen PHU. Solusinya: kompensasi tunai langsung kepada jamaah,” terang Ali Machzumi, Kepala Daerah Kerja Makkah.

BPKH kemudian mengalokasikan anggaran kompensasi antara 900 ribu riyal hingga 1,5 juta riyal (sekitar Rp 3,88 hingga Rp 6,48 miliar). Jamaah yang tak mendapat:

  • Makan malam & siang: Rp 60 ribu (15 riyal)
  • Makan pagi: Rp 40 ribu (10 riyal)

Dana ini diserahkan langsung kepada ketua kloter dari Medan (KLU) dan Palembang (PLM) sebagai simbol.

Bagi sebagian pihak, kompensasi ini mungkin terkesan kecil. Namun BPKH menyampaikan bahwa nilai bukanlah substansi utama, melainkan pesan bahwa pelayanan jamaah adalah prioritas utama.

“Yang ingin kami tunjukkan adalah semangat berkhidmat dan tidak lari dari tanggung jawab,” tegas Iman.

Lebih jauh, BPKH menyatakan akan mem-blacklist dapur mitra yang terbukti lalai, dan siap menempuh jalur hukum jika ada unsur wanprestasi.

Selain uang tunai, BPKH sebelumnya juga telah mengupayakan konsumsi darurat berupa:

  • Nasi Bukhari
  • Shawarma
  • RTE (Ready To Eat) makanan siap saji

Seluruh distribusi ini dilakukan dengan cepat demi menjamin jamaah tetap memiliki asupan setelah menjalani fase ibadah paling melelahkan.

Salah satu ketua rombongan jamaah, Justaman Arifin dari Medan, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian pemerintah.

“Kompensasi ini memang tidak sebanding dengan kelaparan malam itu, tapi setidaknya kami merasa diperhatikan. Pemerintah bergerak cepat,” ujarnya.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network