KOTA JAMBI – Pemerintah Kota Jambi terus mendorong terwujudnya pelayanan publik yang unggul dan berpihak pada kebutuhan nyata masyarakat. Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., dalam kegiatan Webinar Pelayanan Publik: Dari Janji ke Aksi – Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Unggul yang digelar Rabu (18/6/2025) oleh BKPSDM Kota Jambi.
Maulana menjadi narasumber kunci dalam webinar tersebut dan menyampaikan paparan dengan tema
"Akselerasi Pelayanan Publik dan Capaian 11 Program Unggulan 100 Hari Kerja Menuju Kota Jambi Bahagia."
Salah satu isu utama yang disorot Wali Kota Maulana dalam paparannya adalah pengelolaan sampah di Kota Jambi, yang menjadi bagian penting dari pelayanan publik dan lingkungan hidup berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, Maulana menyebutkan bahwa saat ini produksi sampah Kota Jambi mencapai 430 ton per hari, yang berasal dari rumah tangga maupun sektor bisnis.
"Saat ini kita masih menggunakan sistem terbuka, yakni warga langsung membuang sampah ke TPS. Namun kenyataannya, banyak warga yang lebih memilih membuang ke TPS liar daripada ke TPS resmi," jelas Maulana.
Fenomena ini tidak hanya menyebabkan penumpukan sampah sembarangan, tapi juga merusak keindahan Kota Jambi dan menimbulkan dampak lingkungan yang serius seperti penyakit dan ketidaknyamanan masyarakat Kota Jambi.
Sebagai jawaban atas persoalan ini, Pemkot Jambi mengusung sistem sampah tertutup. Dalam sistem ini, seluruh rumah tangga dilarang membuang sampah ke TPS langsung, melainkan akan diambil oleh petugas yang ditugaskan khusus dari RT masing-masing.
“Semua rumah tidak boleh lagi buang sampah ke TPS. Sampah akan diambil langsung oleh petugas dari rumah ke rumah,” ujar Maulana.
Inovasi ini merupakan turunan dari Program Unggulan “Kampung Bahagia”, yang termasuk dalam 11 program prioritas Pemerintah Kota Jambi. Sistem ini akan diterapkan melalui penguatan infrastruktur dan pemberdayaan warga.
Pemkot akan menyediakan gerobak motor (bentor) sesuai kebutuhan RT dan memberdayakan anak-anak muda yang belum memiliki pekerjaan untuk menjadi petugas pengangkut sampah.
"Sampah akan diangkut ke bank sampah terdekat. Residunya baru dikirim ke TPA Talang Gulo, yang kini telah memiliki pabrik briket, pupuk cair, dan pengelolaan limbah lainnya," pungkasnya. (*)
Add new comment