BBM Nonsubsidi Terancam Naik, Pertamina Tunggu Akhir Juni

WIB
IST

Jakarta – PT Pertamina (Persero) tengah bersiap mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Evaluasi tersebut akan dilakukan pada akhir Juni 2025, dan keputusan penyesuaian harga akan diumumkan per 1 Juli, seperti siklus rutin bulanan.

VP Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa harga BBM nonsubsidi sangat bergantung pada dinamika pasar global, termasuk gejolak geopolitik yang tengah terjadi di Timur Tengah.

“Kami evaluasi, melihat pergerakan di akhir bulan ini. Nanti per 1 Juli, seperti biasa akan ada penyesuaian untuk yang non-subsidi,” ujar Fadjar kepada wartawan, Selasa (18/6/2025), usai peluncuran Anugerah Jurnalistik Pertamina 2025 di Jakarta.

Situasi global tengah memanas. Konflik bersenjata antara Iran dan Israel sejak pekan lalu membuat harga minyak dunia melonjak drastis. Data per Selasa malam menunjukkan harga minyak mentah dunia berada di kisaran USD 72–74 per barel, naik signifikan dari rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) yang sebelumnya di level USD 65,29 per barel.

Tak hanya itu, laporan dari media Turki Hurriyet memperkirakan harga minyak bisa menyentuh USD 130 per barel jika Iran menutup Selat Hormuz, yang selama ini menjadi jalur vital 20% ekspor minyak global.

Meski harga minyak dunia jadi salah satu indikator utama, Pertamina juga mempertimbangkan faktor lain seperti kurs rupiah terhadap dolar AS dan kebijakan perpajakan pemerintah.

“Harga BBM tidak hanya dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Kurs dan pajak juga kami perhitungkan dalam evaluasi,” jelas Fadjar.

Evaluasi harga akan dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga selaku entitas anak perusahaan yang bertanggung jawab terhadap distribusi dan penetapan harga BBM nonsubsidi di pasar domestik.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi mengenai apakah harga Pertamax cs akan naik atau tetap. Namun melihat tren harga minyak dunia dan eskalasi konflik geopolitik, potensi kenaikan harga tetap terbuka.

Jika harga minyak mentah dunia terus menanjak hingga akhir Juni dan rupiah terdepresiasi, koreksi harga BBM nonsubsidi ke arah naik bisa menjadi opsi yang diambil.

Konflik dimulai dari serangan udara Israel ke wilayah Iran, termasuk sasaran militer dan fasilitas nuklir. Iran membalas dengan rentetan rudal yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur strategis.

Perusahaan kilang terbesar Israel, Bazan, bahkan mengumumkan penutupan penuh seluruh fasilitasnya di Pelabuhan Haifa setelah terkena serangan rudal Iran.

Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan minyak global, memperparah sentimen pasar energi yang telah rentan sejak awal 2025.

Dengan berbagai faktor eksternal yang berpotensi menekan harga energi, masyarakat diminta tidak terkejut jika harga BBM nonsubsidi mengalami penyesuaian di awal bulan depan.

Pertamina menyatakan tetap memantau situasi dan melakukan evaluasi komprehensif sebelum menetapkan kebijakan harga.

“Kita tunggu saja hasil evaluasi akhir Juni. Harga BBM nonsubsidi tetap disesuaikan secara transparan berdasarkan indikator pasar yang berlaku,” tutup Fadjar.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network