Jambi – Upaya memberantas pencurian Tandan Buah Segar (TBS) di wilayah Jambi memasuki babak baru. Manajemen PTPN IV Regional 4 melakukan silaturahmi strategis dengan Kapolda Jambi Irjen Pol. Krisno H Siregar pada Jumat (21/11), menandai penguatan koordinasi keamanan antara perusahaan perkebunan BUMN dan aparat kepolisian.
Pertemuan digelar di Mapolda Jambi dengan suasana formal namun hangat. Agenda utama: menekan maraknya aksi pencurian TBS yang selama ini menjadi ancaman laten bagi kegiatan produksi, stabilitas perusahaan, hingga pendapatan negara.
Region Head PTPN IV Regional 4, Khayamuddin Panjaitan, menegaskan bahwa sinergi dengan aparat kepolisian bukan pilihan, melainkan kebutuhan yang tidak bisa ditunda.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Polda Jambi. Sinergi ini menjadi kunci untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan kegiatan operasional berjalan optimal,” kata Khayamuddin.
Ia menegaskan bahwa kejahatan perkebunan tidak lagi bersifat sporadis. Pencurian TBS kini dilakukan dengan metode lebih terstruktur, melibatkan alat transportasi, oknum pengepul, hingga jaringan penampung.
“Penanganan tindak pencurian membutuhkan langkah kolaboratif, dari pencegahan, patroli, hingga penindakan tegas di lapangan,” tegasnya.
Kapolda Jambi Irjen Pol. Krisno H Siregar memberikan respons tegas. Baginya, pencurian TBS bukan sekadar ancaman bagi PTPN IV, melainkan ancaman bagi stabilitas ekonomi daerah secara keseluruhan.
“Kami siap meningkatkan patroli, mempercepat respons laporan, dan memperkuat pola komunikasi antara kepolisian dan pihak perusahaan,” ujar Kapolda.
Ia menyebut bahwa industri sawit adalah tulang punggung ekonomi Jambi. Gangguan kecil pada rantai produksi sawit, termasuk hilangnya TBS, dapat berkorelasi langsung dengan berkurangnya pendapatan petani plasma, melemahnya daya beli masyarakat, dan turunnya kontribusi daerah.
“Pencurian TBS bukan hanya merugikan perusahaan, tetapi juga berdampak pada stabilitas ekonomi masyarakat. Kami ingin memastikan Jambi tetap aman bagi investasi,” ucapnya.
Kejahatan perkebunan bukan isu baru. Namun PTPN IV Regional 4 mencatat intensitas pencurian meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terlebih saat harga CPO naik. Modus yang berkembang mulai dari:
- pencurian manual berbasis kelompok,
- pencurian menggunakan kendaraan bermotor,
- hingga keterlibatan oknum pengepul ilegal.
Bahkan dalam beberapa kasus, aksi pencurian disertai intimidasi dan perlawanan terhadap petugas keamanan.
Situasi ini membuat perusahaan harus memperkuat kerja sama lintas institusi, termasuk Polres, Polsek, hingga Bhabinkamtibmas di wilayah ring perkebunan.
PTPN IV meyakini bahwa stabilitas keamanan berbanding lurus dengan produktivitas dan keberlanjutan operasional perusahaan. Sebab itu, koordinasi dengan Polda Jambi menjadi prioritas jangka panjang.
“Keamanan perkebunan bukan hanya urusan perusahaan, tetapi juga bagian dari ekosistem ekonomi daerah. Dengan sinergi ini, kami berharap penegakan hukum dapat berjalan lebih efektif,” ujar Khayamuddin.
Kedua lembaga sepakat memperkuat pola koordinasi, termasuk membangun early warning system, mempercepat mekanisme pelaporan insiden, serta menguatkan patroli gabungan di titik-titik rawan.
Sinergi ini diharapkan mampu menekan angka kriminalitas perkebunan secara signifikan dan memberi rasa aman bagi ribuan pekerja, petani plasma, serta masyarakat di sekitar perkebunan.
PTPN IV Regional 4 menargetkan keamanan perkebunan yang lebih modern, terukur, dan berbasis teknologi, sebagai bagian dari visi transformasi PalmCo menuju perusahaan sawit global yang berdaya saing tinggi.
“Kami percaya, kolaborasi seperti ini akan memberikan dampak langsung pada keberlanjutan operasional dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi,” tutup Khayamuddin.
Dengan dukungan penuh Polda Jambi, perusahaan optimistis upaya pencegahan dan penegakan hukum dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat luas bagi daerah. (*)
Add new comment