Fenomena Gepeng dan "Manusia Silver" di Kota Jambi Meningkat, Dinsos Jambi: Masalah Sosial Terus Berulang

WIB
IST

Jambi – Jumlah gelandangan dan pengemis (gepeng) yang semakin banyak terlihat di sejumlah lokasi Kota Jambi menjadi perhatian serius warga dan pemerintah. Kawasan Pasar, Makalam, serta beberapa simpang jalan lainnya menjadi pusat berkumpulnya para gepeng, pedagang asongan, dan "manusia silver". Penelusuran di lapangan menunjukkan bahwa fenomena ini semakin meluas, dengan banyak dari mereka kerap tidur di teras ruko atau makam, bahkan membawa alat-alat yang mencurigakan.

Salah seorang warga yang enggan disebut namanya menyampaikan keprihatinannya. “Kemarin, ada yang membawa parang dan sempat direkam oleh pemilik ruko di kawasan simpang Makalam. Situasi ini membuat kami khawatir,” ujarnya.

Selain gepeng, pedagang asongan dan manusia silver juga semakin sering terlihat di setiap simpang jalan. Mirisnya, di beberapa titik, pedagang asongan bahkan melibatkan anak-anak. Mereka berjualan di bawah terik matahari atau bergerak di antara kendaraan yang melintas, sementara "manusia silver" sering terlihat berdiri di pinggiran kota, menawarkan jasa untuk sekadar mendapatkan beberapa rupiah.

Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan upaya untuk menangani permasalahan ini. Hingga September 2024, Dinas Sosial telah berhasil menjangkau 225 gepeng yang terdiri dari 174 gelandangan dan 51 pengemis.

"Permasalahan sosial ini memang terus berulang. Meskipun kami sudah menjaring mereka dan memberikan pembinaan, banyak yang kembali lagi ke jalanan. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan sosial yang kita hadapi," kata Yunita pada Minggu (6/10/2024).

Dia menambahkan bahwa Dinsos Kota Jambi tidak hanya menangani masalah gepeng, tetapi juga berbagai permasalahan sosial lainnya. Sepanjang 2024, Dinas Sosial telah menjaring total 641 individu dengan berbagai latar belakang masalah sosial, seperti balita terlantar, anak jalanan, penyandang disabilitas, hingga korban penyalahgunaan narkoba.

Rincian yang diterima dari Dinsos mencatat masalah sosial lainnya yang ditangani sepanjang 2024, di antaranya:

  • Balita terlantar: 7 jiwa
  • Anak terlantar: 26 jiwa
  • Anak jalanan: 24 jiwa
  • Penyandang disabilitas: 167 jiwa
  • Tunasusila: 19 jiwa
  • Lanjut usia terlantar: 50 jiwa
  • Pengemis: 51 jiwa

Meski upaya penanganan terus dilakukan, masalah ini terus muncul kembali. Yunita mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam menangani masalah sosial ini adalah keterbatasan fasilitas dan kesadaran masyarakat yang rendah.

“Penting bagi masyarakat untuk turut berperan dalam mengatasi masalah ini. Sebagai contoh, memberikan uang secara langsung kepada pengemis atau anak jalanan hanya akan memperpanjang siklus mereka kembali ke jalanan. Kita harus bekerja sama, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk mencari solusi jangka panjang,” tambahnya.

Dengan semakin dekatnya Pilkada 2024, pemerintah Kota Jambi diharapkan lebih memperhatikan isu-isu sosial ini. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Dinsos, aparat keamanan, dan masyarakat, diperlukan untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Jika tidak, keberadaan gepeng, pedagang asongan, dan "manusia silver" akan terus menjadi wajah keseharian di jalan-jalan Kota Jambi.

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network