Sarolangun – Lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari aula Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ahmad Basyariyah di Kabupaten Sarolangun, Jambi, Senin (16/12/2024). Hari itu, ponpes yang didirikan oleh Cek Endra lima tahun lalu menggelar wisuda perdana para hafidz-hafidzah Al-Qur’an.
Momentum ini bertepatan dengan Haul H. Cek Mak Bin MGS Abdul Roni dan Hj. Hafni Rosna Binti Ahmad Basyariyah, orang tua tercinta Cek Endra, sang pendiri pesantren.
Sebuah peringatan sakral dan haru menyatu dalam acara itu. Di antara santri-santri dengan pakaian serba putih, hadir Cek Endra sendiri, mengenakan atasan koko putih bersih. Wajahnya tampak teduh namun tak dapat menyembunyikan kebanggaan.
Ponpes Ahmad Basyariyah bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga monumen abadi untuk menghormati kedua orang tuanya, sosok yang memberi teladan dalam hidupnya.
“Pesantren ini saya dirikan sebagai bakti untuk orang tua saya dan juga untuk masyarakat. Ini adalah upaya kami untuk memastikan cahaya Al-Qur'an terus menyinari kehidupan anak-anak Sarolangun,” ujar Cek Endra, yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi XII dari Fraksi Golkar.
Ponpes ini lahir dari tangan Cek Endra pada masa kepemimpinannya sebagai Bupati Sarolangun. Setelah 15 tahun menakhodai kabupaten ini, ia melanjutkan dedikasinya dalam bentuk pendidikan Qur’ani. Ponpes Ahmad Basyariyah berdiri kokoh sebagai satu-satunya pesantren milik pribadi seorang pemimpin daerah yang berfokus mencetak generasi penghafal Al-Qur’an.
Momentum wisuda perdana ini semakin istimewa karena bertepatan dengan haul H. Cek Mak Bin MGS Abdul Roni dan Hj. Hafni Rosna Binti Ahmad Basyariyah, dua sosok yang menjadi inspirasi hidup Cek Endra.
“Hari ini adalah refleksi bakti kami. Orang tua saya mengajarkan arti perjuangan, kepedulian, dan keikhlasan. Semangat itu yang ingin saya teruskan melalui pesantren ini,” kata Cek Endra dengan suara bergetar.
Sebanyak puluhan hafidz dan hafidzah diwisuda, dari hafalan Juz 30, 1 Juz, hingga 30 Juz Al-Qur'an. Dalam suasana yang khidmat, para santri mempersembahkan hafalan terbaik mereka, seolah menjadi doa tulus yang dipanjatkan untuk mengenang kedua orang tua sang pendiri.
“Ponpes ini adalah amanah sekaligus penghormatan bagi mereka yang telah pergi. Melalui hafalan Al-Qur’an, doa-doa untuk kedua orang tua saya akan terus mengalir,” sambung Cek Endra.
Tak hanya menyaksikan para santri, Cek Endra juga menegaskan bahwa pendidikan di pesantren ini memiliki peran strategis untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia.
“Al-Qur'an bukan hanya untuk dihafal, tapi untuk diamalkan. Ini adalah modal dasar untuk membangun kehidupan yang berkah, tidak hanya di Sarolangun tetapi juga untuk Jambi secara luas.”
Ahmad Kartubi, pengasuh ponpes, mengungkapkan bahwa pondok ini memiliki visi besar sejak awal berdiri.
“Pak Cek Endra mendirikan pesantren ini bukan hanya untuk pendidikan agama, tapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral dan karakter. Beliau selalu menyebut ini sebagai warisan untuk orang tuanya, yang tak hanya bermanfaat di dunia, tapi juga sebagai amal jariyah di akhirat,” katanya.
Wisuda perdana itu bukan hanya momen perayaan, tetapi juga refleksi tentang nilai abadi yang diwariskan oleh seorang anak kepada orang tuanya. Dengan mata berkaca-kaca, para orang tua santri melihat anak-anak mereka melangkah gagah, membawa hafalan Al-Qur'an di dada.
Ponpes Ahmad Basyariyah hari itu bukan sekadar bangunan pendidikan. Ia adalah jejak bakti Cek Endra kepada Sarolangun dan pengabdian tulus kepada orang tua yang ia cintai. Sebuah warisan yang akan terus mengalirkan keberkahan hingga generasi mendatang.(*)
Comments
AHLULLAH
DEMI ALLAH KEMARIN SAYA MENANGIS TERHARU MENYAKSIKAN PARA SANTRI WISUDA TAHFIDZ.....
SEMOGA PENDIRI, PENGASUH, PARA USTADZ PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR'AN AHMAD BASYARIYAH DAN PARA PENGHAFAL ALQURAN DI ANGGAP SEBAGAI AHLULLAH OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA AAMIIN
Add new comment