JAMBI – Harga eceran tertinggi (HET) tabung gas LPG tiga kilogram di sejumlah wilayah luar Provinsi Jambi dilaporkan mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama pengguna LPG subsidi yang sangat bergantung pada komoditas tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, di Kota Jambi, pemerintah memastikan bahwa harga tabung gas LPG tiga kilogram masih stabil dan tidak ada rencana untuk menaikkan HET dalam waktu dekat. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jambi, Amran, menegaskan bahwa pihaknya belum menerima instruksi apapun terkait penyesuaian harga dari Pemerintah Provinsi Jambi.
“Sampai saat ini belum ada (informasi kenaikan HET). Artinya, masyarakat bisa membeli gas di pangkalan sesuai dengan HET yang berlaku di Kota Jambi,” ujar Amran, Kamis (18/1). Ia menambahkan, HET tabung gas LPG tiga kilogram di Kota Jambi saat ini masih berada di angka Rp18.000 per tabung.
Menurut Amran, jika nantinya ada kebijakan untuk menaikkan HET, Pemerintah Provinsi Jambi akan lebih dulu menyampaikan pengumuman resmi kepada masyarakat dan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan pemerintah kota serta pihak terkait.
Amran juga menyampaikan bahwa pemerintah terus memantau ketersediaan dan distribusi LPG di Kota Jambi untuk memastikan pasokan tetap stabil dan harga di pangkalan tidak melampaui HET yang telah ditetapkan. “Kami melakukan pengawasan di lapangan untuk memastikan gas LPG tersedia dan dapat dibeli dengan harga sesuai HET,” jelasnya.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah adanya praktik penimbunan atau permainan harga di tingkat agen maupun pengecer. Pasalnya, kenaikan harga di beberapa wilayah luar Jambi memunculkan kekhawatiran akan potensi kelangkaan atau lonjakan harga yang tidak terkendali.
Stabilitas harga LPG tiga kilogram di Kota Jambi mendapat respons positif dari masyarakat. Salah satu warga, Fitri (36), mengaku lega karena harga gas melon, yang menjadi kebutuhan utama rumah tangganya, belum mengalami kenaikan.
“Alhamdulillah, di Jambi masih aman. Kalau naik, pasti berat buat kami yang sehari-hari pakai gas untuk masak. Semoga tetap seperti ini,” kata Fitri.
Hal senada juga disampaikan oleh Yanto (45), seorang pedagang makanan. Ia mengaku sangat bergantung pada gas LPG tiga kilogram untuk operasional usahanya. “Kalau harganya naik, kami pasti kesulitan karena biaya operasional jadi bertambah. Apalagi penghasilan tidak selalu stabil,” ujarnya.
Di luar Provinsi Jambi, beberapa daerah telah lebih dulu menaikkan HET LPG tiga kilogram. Kenaikan ini diduga terkait dengan peningkatan biaya distribusi dan penyesuaian kebijakan subsidi. Meski demikian, Pemerintah Kota Jambi berharap harga di wilayahnya tetap stabil selama tidak ada keputusan resmi dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Amran menegaskan komitmen Pemerintah Kota Jambi untuk melindungi masyarakat dari beban ekonomi tambahan, terutama di tengah situasi pemulihan pasca pandemi. “Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan memastikan pasokan serta harga LPG tetap terjangkau bagi masyarakat,” tutupnya.
Stabilitas harga LPG tiga kilogram ini menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, mengingat komoditas tersebut merupakan kebutuhan pokok bagi mayoritas rumah tangga dan usaha mikro. Dengan pengawasan yang ketat, diharapkan Kota Jambi dapat menjaga kestabilan harga dan mencegah dampak negatif dari lonjakan harga di wilayah lain.(*)
Add new comment