KERINCI – Objek wisata Air Terjun Telun Berasap di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, yang menjadi destinasi unggulan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), mengalami bencana banjir dan longsor pada Jumat (17/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan lebat disertai angin kencang memicu longsor dan pohon tumbang di sekitar lokasi air terjun, mengakibatkan kerusakan pada fasilitas wisata.
Material longsor berupa tanah dan pepohonan kecil terlihat mengalir hingga ke tepian air terjun. Sebuah pondok yang biasanya digunakan wisatawan untuk menikmati pemandangan spektakuler Air Terjun Telun Berasap hancur setelah tertimpa pohon tumbang. Video yang diunggah akun Instagram @piknikkerinci menunjukkan kondisi lokasi yang penuh material longsor, dengan atap dan tiang pondok rusak parah.
"Longsor hanya berjarak beberapa meter dari air terjun, dengan pohon tumbang menimpa fasilitas wisata. Kejadian ini membuat kami harus menutup sementara lokasi wisata untuk memastikan keamanan," ujar salah satu pengelola wisata setempat.
Akibat kejadian ini, pengelola memutuskan untuk menutup sementara objek wisata Air Terjun Telun Berasap pada Sabtu (18/1/2025). Penutupan dilakukan guna membersihkan lokasi dari material longsor serta memastikan tidak ada bahaya lanjutan akibat hujan deras yang masih diprediksi mengguyur kawasan tersebut.
Kejadian ini menyoroti kerentanan destinasi wisata alam terhadap kondisi cuaca ekstrem. Hujan dan angin kencang di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sering kali memicu bencana seperti longsor dan pohon tumbang, terutama di area berbukit yang rawan pergerakan tanah.
Pengelola dan pemerintah daerah mengimbau wisatawan untuk selalu memperhatikan informasi cuaca sebelum mengunjungi lokasi wisata alam, khususnya pada musim hujan.
"Kami berharap para pengunjung dapat memahami situasi ini. Keselamatan adalah prioritas utama kami, dan kami akan segera membuka kembali lokasi wisata setelah kondisi benar-benar aman," tambah pengelola.
Air Terjun Telun Berasap dikenal dengan keindahan debit airnya yang besar dan menghasilkan kabut tebal. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan lingkungan yang tanggap terhadap risiko bencana.(*)
Add new comment