JAMBI – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi kembali mengalami penurunan pada awal Februari 2025. Kali ini, harga TBS turun sebesar Rp58,14 per kilogram dibanding periode sebelumnya, yang semakin menambah kegelisahan petani sawit di daerah tersebut.
Penurunan harga ini diumumkan berdasarkan hasil rapat Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi yang menetapkan daftar harga terbaru TBS berdasarkan usia tanam.
Harga TBS Kelapa Sawit di Jambi Awal Februari 2025
- Usia 3 tahun: Rp2.574,52/kg
- Usia 4 tahun: Rp2.750,67/kg
- Usia 5 tahun: Rp2.877,09/kg
- Usia 6 tahun: Rp2.997,19/kg
- Usia 7 tahun: Rp3.072,79/kg
- Usia 8 tahun: Rp3.138,80/kg
- Usia 9 tahun: Rp3.199,99/kg
- Usia 10-20 tahun: Rp3.299,65/kg
- Usia 21-24 tahun: Rp3.201,06/kg
- Usia 25 tahun: Rp3.055,46/kg
Selain itu, harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan sebesar Rp13.313,34 per kilogram, sedangkan harga minyak inti sawit (Kernel) berada di angka Rp10.677,28 per kilogram dengan indeks K sebesar 94,93 persen.
Penurunan harga ini menjadi perhatian bagi para petani sawit di Jambi, terutama karena fluktuasi harga yang terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Banyak petani berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga, karena turunnya nilai jual TBS akan berdampak langsung pada penghasilan mereka.
"Harga sawit sekarang turun lagi. Kami petani hanya bisa pasrah. Kalau terus begini, sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ujar Sarman (52), seorang petani sawit di Kabupaten Muaro Jambi.
Kekhawatiran ini juga diamini oleh Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Jambi (APKASINDO), Hendri Suharto, yang menegaskan bahwa petani terus mengalami ketidakpastian akibat harga sawit yang naik turun. "Kami berharap ada regulasi yang bisa membantu petani menghadapi fluktuasi harga. Jangan sampai harga terus turun sementara biaya produksi tetap tinggi," ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah maupun pusat mengenai langkah konkret untuk menstabilkan harga TBS di tingkat petani. Sementara itu, petani berharap ada kebijakan yang dapat melindungi mereka dari dampak fluktuasi harga yang terus terjadi.
Sebagian petani juga mulai mempertimbangkan alternatif lain, seperti diversifikasi tanaman atau beralih ke industri hilir sawit guna meningkatkan nilai tambah hasil panen mereka.
Meski demikian, banyak pihak yang meyakini bahwa harga sawit akan kembali membaik dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika ada perbaikan pada sektor ekspor dan kebijakan pasar domestik yang lebih mendukung petani.
"Harapan kami, pemerintah segera turun tangan. Jangan sampai petani sawit terus jadi korban ketidakpastian harga," kata Ahmad (47), petani di Kabupaten Bungo.
Sementara itu, para petani kini hanya bisa berharap agar tren harga kembali membaik dan memberikan keuntungan yang lebih layak bagi mereka yang bergantung pada industri sawit sebagai sumber utama penghidupan.(*)
Add new comment