JAMBI – Wajah pasar tradisional di berbagai sudut Jambi hari ini mencerminkan denyut ekonomi rumah tangga yang tengah menyesuaikan diri. Harga sejumlah bahan pokok mengalami fluktuasi mencolok. Satu sisi membawa kabar gembira – telur ayam ras, bawang putih, dan garam konsumsi mengalami penurunan harga. Namun di sisi lain, konsumen dibuat mengernyit akibat naiknya harga cabai rawit merah dan daging ayam ras yang cukup tajam.
Data resmi yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin pagi, 14 Juli 2025 pukul 10.34 WIB, menunjukkan bahwa dari 25 komoditas pangan utama yang dipantau di Provinsi Jambi, sebanyak 13 komoditas mengalami penurunan harga, 8 komoditas naik, dan 4 komoditas stagnan dibandingkan hari sebelumnya.
Harga cabai rawit merah mencatat lonjakan paling tinggi hari ini: naik Rp6.235 per kg atau 12,1% dibanding kemarin, menjadi Rp57.773/kg. Ini menjadi sinyal bagi para pedagang dan pelaku UMKM kuliner untuk mulai berhitung ulang dalam menentukan margin produksi.
Sementara itu, harga telur ayam ras yang sebelumnya sempat tinggi, kini menurun tipis menjadi Rp27.297/kg. Meski penurunan hanya 0,09%, angka ini cukup berarti bagi pedagang makanan harian dan rumah tangga yang mengandalkan telur sebagai protein utama.
Penurunan tajam juga tercatat pada beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), yang kini berada di Rp12.200/kg, turun Rp733 atau 5,67%. Ini menjadi kabar baik bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang mengandalkan program beras bersubsidi pemerintah.
Tak kalah menarik, harga garam konsumsi juga ikut turun menjadi Rp11.406/kg, dengan penurunan 1,4%, memberikan ruang nafas pada industri rumahan kecil seperti pengasinan ikan atau UMKM makanan ringan.
DAFTAR 10 KOMODITAS PENTING DI JAMBI HARI INI (14 Juli 2025)
Komoditas | Harga per kg/liter | Perubahan (%) |
---|---|---|
Cabai Rawit Merah | Rp 57.773 | 🔺 +12,1% |
Daging Ayam Ras | Rp 36.241 | 🔺 +4,09% |
Bawang Merah | Rp 38.364 | 🔺 +2,97% |
Minyak Goreng Curah | Rp 15.573/liter | 🔺 +0,88% |
Telur Ayam Ras | Rp 27.297 | 🔻 -0,09% |
Bawang Putih Bonggol | Rp 34.063 | 🔻 -0,51% |
Ikan Bandeng | Rp 29.875 | 🔻 -1,36% |
Tepung Terigu Kemasan | Rp 12.572 | 🔻 -1,19% |
Beras SPHP | Rp 12.200 | 🔻 -5,67% |
Garam Konsumsi | Rp 11.406 | 🔻 -1,4% |
Naik-turunnya harga bahan pangan di Jambi ini dipengaruhi oleh banyak faktor:
- Cuaca Ekstrem dan Distribusi: Cuaca hujan di beberapa daerah penghasil cabai dan ayam menyebabkan distribusi terganggu. Ini mendorong kenaikan harga.
- Fluktuasi Pasokan Beras dan Garam: Pasokan beras SPHP dari pemerintah pusat sedang dalam kondisi lancar, sehingga suplai meningkat dan harga turun.
- Respon Musiman dan Konsumsi Lokal: Menjelang pertengahan bulan, permintaan terhadap bahan dapur biasanya menurun karena daya beli masyarakat yang mulai menipis. Ini turut menekan harga bahan non-protein seperti garam dan terigu.
Pemerintah melalui Bapanas terus melakukan pemantauan harian terhadap harga pangan sebagai bentuk upaya pengendalian inflasi pangan di daerah. Program subsidi, stabilisasi harga, dan distribusi logistik kini menjadi senjata utama pemerintah menghadapi gejolak harga.
Namun demikian, perlunya sinergi antara dinas perdagangan, dinas pertanian, dan pelaku pasar lokal juga menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga pangan di Jambi.
“Alhamdulillah telur turun. Tapi cabai naik, tetap saja susah ngatur belanja warung,” kata Nurlela, pemilik warung nasi di Pasar Angso Duo.
Sementara itu, Roni, pedagang ayam potong, mengaku penurunan harga daging ayam ras tidak merata di semua pasar. “Harga masih fluktuatif, tergantung pasokan hari itu,” ujarnya.
Data harga pangan di Jambi hari ini mencerminkan kondisi yang dinamis dan menuntut kewaspadaan dari semua pihak — baik konsumen, pedagang, maupun pembuat kebijakan. Dengan penguatan distribusi dan koordinasi lintas sektor, fluktuasi ini bisa ditekan dan pasar tetap sehat.(*)
Add new comment