Transformasi Hijau, PTPN IV Regional 4 Manfaatkan Aset Bekas Rumah Sakit Jadi Pabrik Kopi Berkelas Ekspor

WIB
Ist

Kerinci – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 4 Jambi–Sumatera Barat terus memperkuat langkah hilirisasi komoditas unggulan nasional. Kali ini, perusahaan pelat merah tersebut mengonversi bekas bangunan rumah sakit di kawasan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, menjadi pabrik pengolahan kopi Arabika berkualitas ekspor.

Langkah strategis ini menandai keseriusan PTPN IV Regional 4 dalam memperluas portofolio bisnis dari hulu ke hilir, sekaligus meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di tingkat lokal.

“Kami mulai mengembangkan kopi secara lebih serius. Bekas rumah sakit Kayu Aro akan kami sulap menjadi pabrik pengolahan kopi, agar seluruh rantai produksinya dapat dilakukan secara terintegrasi di unit ini,” ujar Delvi, Manajer Unit Usaha Kayu Aro, dikutip dari Antara, Jumat (10/10/2025).

Selama ini, produksi kopi di kawasan Kayu Aro dikelola dalam skala kecil oleh karyawan melalui unit usaha rumah tangga (UMKM). Melihat potensi besar dan tingginya permintaan pasar terhadap kopi Arabika Kayu Aro yang memiliki karakter rasa dan aroma khas, manajemen PTPN IV memutuskan untuk meningkatkan skala pengolahan ke tingkat industri.

Kawasan Kayu Aro dinilai strategis karena berada di lingkungan perkebunan yang telah terintegrasi dengan kantor, perumahan karyawan, dan fasilitas produksi teh milik perusahaan.

“Rencana tersebut sudah dibahas di tingkat manajemen. Harapannya, akan ada dua ikon industri di satu lokasi — pabrik teh dan pabrik kopi Kayu Aro,” jelas Delvi.

Luas areal kopi yang saat ini dikelola PTPN IV Regional 4 telah mencapai 500 hektare, ditanam pada ketinggian 1.200 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian dan kondisi tanah vulkanik membuat kopi Kayu Aro memiliki cita rasa unik dengan tingkat keasaman seimbang, aroma floral, dan tekstur lembut — karakteristik khas kopi spesialti kelas dunia.

Kopi ini telah dikenal di pasar ekspor, terutama untuk negara-negara Eropa dan Jepang. PTPN IV menilai peluang ekspor masih terbuka luas mengingat tren global yang kian mengarah pada kopi single origin dengan sistem produksi berkelanjutan (sustainable farming).

“Potensi pasar kopi Arabika Kayu Aro sangat besar, baik untuk domestik maupun ekspor. Melalui pembangunan pabrik ini, kami ingin memperkuat posisi kopi Kayu Aro sebagai salah satu ikon ekspor unggulan dari Sumatera,” ujar Delvi menambahkan.(*)

Pemanfaatan bangunan bekas rumah sakit menjadi pabrik kopi merupakan bagian dari strategi efisiensi aset BUMN. Sebelum difungsikan, bangunan tersebut akan melalui proses pembersihan dan uji kelayakan oleh tim manajemen guna memastikan kelayakan teknis dan keamanan fasilitas.

Langkah ini sekaligus menjadi contoh transformasi aset non-produktif menjadi pusat ekonomi baru di wilayah perkebunan.

“Ini bukan hanya soal produksi kopi, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan mengelola aset secara optimal agar memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar seorang pejabat di PTPN IV Regional 4.

Inisiatif PTPN IV sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan nasional, khususnya kelapa sawit, teh, dan kopi.
Dengan hadirnya pabrik pengolahan di Kayu Aro, rantai pasok dari petani dan kebun perusahaan dapat terserap langsung, menciptakan nilai tambah di daerah dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.

Pabrik ini diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas produksi, tetapi juga pusat riset dan edukasi kopi, bekerja sama dengan lembaga penelitian dan komunitas petani di sekitar kawasan Gunung Kerinci.

Langkah PTPN IV Regional 4 menandai babak baru perjalanan industri kopi di wilayah Jambi–Sumbar.
Dengan dukungan iklim yang ideal, tenaga kerja berpengalaman, dan fasilitas industri yang terus dikembangkan, Kayu Aro berpotensi menjadi sentra kopi unggulan nasional di masa depan — sejajar dengan Gayo, Toraja, dan Kintamani.

“Kami optimistis, pengembangan pabrik kopi ini akan menjadi penggerak ekonomi baru di Kayu Aro. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal kebanggaan terhadap produk lokal yang mampu menembus pasar global,” tutup Delvi.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network