Di demo Warga, PT PAL Kembali Bergejolak

WIB
IST

Mentari baru saja menyapa langit Desa Sidomukti, sebuah desa kecil di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Namun, pagi itu tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Udara yang biasanya segar dan tenang kini dipecah oleh suara langkah kaki puluhan warga yang menuju satu tujuan: Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Prosympac Agro Lestari (PAL) yang dikelola oleh PT Mayang Mangurai Jambi (MMJ). Di depan pintu masuk pabrik itu, mereka berhenti, wajah-wajah yang lelah dan penuh kemarahan menatap kokohnya bangunan yang berdiri di hadapan mereka.

Hari itu, Selasa, 10 September 2024, adalah hari di mana warga Sidomukti memutuskan untuk mengakhiri penantian panjang yang tak kunjung memberi jawaban. Di bawah bayang-bayang asap pabrik yang mengepul dari cerobong tinggi, mereka menggelar unjuk rasa, menuntut penjelasan atas kebijakan yang telah membuat hidup mereka semakin terhimpit.

Wahyu, seorang pria paruh baya yang menjadi suara bagi ratusan warga di belakangnya, maju ke depan, berdiri tegap di hadapan gerbang pabrik yang tertutup rapat. "Mengapa pabrik ini bisa beroperasi lagi?" serunya, suaranya memecah kesunyian pagi itu. Pertanyaan itu bergema, menggema ke setiap sudut hati warga yang selama ini merasa dikhianati.

Pabrik ini, yang seharusnya membawa kemakmuran bagi desa, telah berubah menjadi sumber masalah. Beberapa bulan sebelumnya, pabrik ini disegel oleh pihak kepolisian dan Gakkum (Penegakan Hukum) atas dugaan pelanggaran serius. Namun, meski penyegelan telah dilakukan, entah bagaimana, pabrik ini kembali beroperasi. Sebuah ironi yang tak bisa diterima oleh warga Sidomukti yang menjadi korban dari operasi yang dianggap ilegal ini.

Di bawah penjagaan ketat aparat dari Polsek Sungai Gelam dan Polres Muaro Jambi, Wahyu melanjutkan orasinya. "Kami di sini bukan untuk mencari keributan. Kami hanya ingin hak kami dikembalikan!" teriaknya, dengan tangan mengepal di udara. "Kami sudah terlalu lama menunggu, tapi sampai sekarang tidak ada satu pun janji yang ditepati."

Di belakang Wahyu, puluhan warga mengangguk setuju. Mereka adalah para petani kecil, buruh harian, dan penduduk desa yang kehidupannya bergantung pada janji-janji manis yang diucapkan oleh Arwin Parulian Saragih, pimpinan PT MMJ dan PT PAL. Janji-janji itu kini terasa kosong, seolah hanya angin lalu yang tidak pernah benar-benar bermakna.

“Kembalikan uang kami dan kerugian kami!” teriak seorang warga lainnya, suaranya parau karena emosi yang tertahan. Mereka menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka derita, yang hingga kini belum pernah mereka terima. Pabrik ini, yang seharusnya menjadi lambang kemajuan dan kesejahteraan, telah berubah menjadi sumber penderitaan. Dan yang lebih menyakitkan lagi, adalah kenyataan bahwa mereka harus berdiri di sini, di bawah bayang-bayang asap pabrik, untuk menuntut apa yang seharusnya menjadi hak mereka.

Dengan mata yang penuh bara, Wahyu menambahkan, "Jika pabrik ini tidak segera memberikan apa yang seharusnya menjadi hak kami, maka kami akan mengunci dan menduduki tempat ini sampai keadilan ditegakkan!" Suaranya yang penuh tekad menular ke warga lainnya, yang kini bersiap untuk aksi yang lebih radikal jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Di dalam hati kecil setiap warga, tersimpan harapan bahwa suatu hari nanti, jeritan mereka akan didengar. Bahwa pabrik ini, yang kini berdiri megah di tanah mereka, akan tunduk pada hukum dan moralitas, dan bahwa mereka yang telah menjadi korban akan mendapatkan keadilan yang mereka perjuangkan.

Namun, di balik semua harapan itu, ada ketakutan bahwa mungkin, perjuangan mereka akan kembali terabaikan. Bahwa pabrik akan terus beroperasi, meski tanpa persetujuan, tanpa perikemanusiaan. Dan warga Sidomukti, dengan segala keberanian yang mereka miliki, hanya bisa berharap bahwa mereka tidak akan lagi dikhianati oleh janji-janji kosong yang tak pernah menjadi nyata.(*)

Sumber: Jambi One

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network