Tanjung Jabung Barat – Meskipun angka stunting di Kabupaten Tanjung Jabung Barat menunjukkan penurunan dibandingkan tahun lalu, penurunan ini dinilai belum signifikan dan masih memerlukan perhatian serius. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tanjabbar, pada Agustus 2024 tercatat 862 anak mengalami stunting, menurun dari 993 anak pada periode yang sama di tahun 2023. Namun, angka ini masih tergolong tinggi, terutama di wilayah pesisir dengan kondisi lahan gambut yang kurang mendukung.
Rusdi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tanjabbar, mengungkapkan bahwa data ini diperoleh dari hasil penimbangan dan pengukuran balita di setiap Puskesmas. Meskipun ada kemajuan, penurunan yang tidak signifikan ini menjadi tantangan tersendiri bagi kabupaten dalam upaya menekan angka stunting.
Pjs Bupati Tanjung Jabung Barat, Mhd Fery Kusnadi, menyoroti pernikahan dini sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka stunting. Selain itu, pernikahan dini juga berperan dalam meningkatnya kemiskinan ekstrem dan angka kematian ibu di wilayah tersebut.
"Pernikahan dini berdampak besar terhadap masalah kesehatan seperti stunting, kemiskinan ekstrem, dan kematian ibu. Banyak pasangan yang menikah tidak dalam kondisi siap secara fisik dan mental untuk menghadapi kehamilan dan mengurus anak," ujar Fery Kusnadi pada Jumat (27/9/2024).
Ia juga menekankan pentingnya edukasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat, terutama dalam hal menunda kehamilan pada usia dini. Menurutnya, kolaborasi antara dinas kesehatan, OPD, serta para kader posyandu sangat penting untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya kesehatan ibu dan anak.
"Pendekatan persuasif harus menjadi kunci dalam mengubah pandangan masyarakat, khususnya di daerah yang rentan terhadap stunting. Kita harus mengedukasi masyarakat agar memahami dampak buruk pernikahan dini dan pentingnya kesehatan ibu dan anak," tambahnya.
Selain itu, Pjs Bupati juga menekankan bahwa penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan menjadi tugas bersama semua elemen masyarakat dan pemerintah. Ia berharap dengan meningkatkan edukasi dan kolaborasi, angka stunting dapat terus ditekan sehingga masa depan anak-anak di Tanjung Jabung Barat lebih terjamin.
"Dengan upaya bersama, kita bisa menciptakan perubahan yang nyata dan lebih baik untuk generasi masa depan," pungkas Fery Kusnadi.(*)
Add new comment