Kader PDIP Tolak Dukung Ahmadi Zubir, Pilih Dukung Alfin-Azhar di Pilwako Sungaipenuh

WIB
IST

Dua kader senior PDIP Kota Sungaipenuh, Zahardi dan Lisminar, menolak mendukung Ahmadi Zubir di Pilwako 2024 dan memilih untuk mendukung Alfin-Azhar. Keputusan ini menimbulkan gejolak di internal partai menjelang Pilwako Sungai Penuh.

***

Menjelang Pilwako Sungaipenuh 2024, gejolak politik tak terhindarkan. Dua kader senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Sungaipenuh, Zahardi dan Lisminar, secara mengejutkan memutuskan untuk tidak mendukung Ahmadi Zubir, calon yang diusung partai mereka. Sebaliknya, mereka memilih untuk mendukung pasangan Alfin-Azhar Hamzah, sebuah langkah yang mengundang perhatian dan spekulasi luas.

Zahardi, Ketua PAC PDIP Kumun Debai, secara terang-terangan mengumumkan ketidaksetujuannya terhadap pencalonan Ahmadi Zubir. Melalui media sosial, ia mengumumkan niatnya untuk mendukung Alfin-Azhar, yang ia yakini sebagai pilihan yang lebih baik untuk masa depan Sungaipenuh. Keputusan ini tentu menjadi tamparan keras bagi PDIP, yang berharap mendapatkan dukungan penuh dari kader-kadernya.

Menurut Zahardi, kinerjanya selama ini telah membuatnya melihat realitas politik dengan lebih jernih.

"Figur-figur lama sudah memimpin, dan kita sudah melihat hasilnya. Saat ini, Sungaipenuh butuh sosok baru yang bisa membawa perubahan, dan saya percaya itu adalah Alfin-Azhar," tegas Zahardi.

Pernyataan ini secara langsung menunjukkan ketidakpercayaannya terhadap Ahmadi Zubir, yang menurutnya gagal memberikan perubahan signifikan selama menjabat.

Lisminar, Wakil Sekretaris DPC PDIP Kota Sungaipenuh dan juga istri Zahardi, menambahkan bahwa pilihannya untuk mendukung Alfin-Azhar didasari oleh keyakinan pribadinya. Ia merasa sudah tidak sejalan dengan arah partai, terutama dalam keputusan untuk mendukung Ahmadi Zubir.

"Secara nurani, saya lebih mendukung Alfin-Azhar. Saya tidak lagi merasa sepemahaman dengan partai, dan karena itu saya memilih untuk keluar," ungkap Lisminar.

Langkah pasangan suami istri ini tidak hanya menimbulkan spekulasi mengenai perpecahan internal di PDIP, tetapi juga menjadi indikator bahwa dukungan terhadap Ahmadi Zubir mungkin tidak sekuat yang diharapkan.

Keputusan Zahardi dan Lisminar ini bisa memicu pergeseran dukungan yang signifikan di kalangan kader dan simpatisan PDIP lainnya. Apalagi, dengan gaya politik Alfin-Azhar yang lebih terbuka, tidak menutup kemungkinan bahwa lebih banyak kader partai lain yang akan mengikuti jejak mereka.(*)

Kader PDIP ini secara terbuka menyatakan mendukung Alfin di Pilwako Sungai Penuh

Sumber : https://spnnews.id/berita/detail/siap-menangkan-alfinazhar-ketua-pac-dan-wasek-dpc-pdip-ini-nyatakan-sikap-keluar-dari-partai

IMPLIKASI POLITIK

Langkah Zahardi dan Lisminar untuk mendukung pasangan Alfin-Azhar Hamzah, meskipun mereka adalah kader senior PDIP, mencerminkan adanya ketidakpuasan mendalam terhadap calon yang diusung partai, Ahmadi Zubir. Hal ini menimbulkan beberapa implikasi antaralain sebagai berikut :

1. Ketidakpuasan Terhadap Kepemimpinan Ahmadi Zubir:

Keputusan Zahardi dan Lisminar untuk berpaling dari Ahmadi Zubir dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Zubir. Zahardi secara eksplisit menyebutkan bahwa figur-figur lama, termasuk Zubir, tidak berhasil membawa perubahan yang signifikan di Sungaipenuh. Ini mencerminkan adanya evaluasi kritis di kalangan kader partai terhadap efektivitas Zubir sebagai pemimpin, yang dapat berdampak negatif pada persepsi publik terhadap dirinya sebagai calon kuat.

2. Indikator Perpecahan Internal di PDIP:

Keputusan Zahardi dan Lisminar tidak hanya mengindikasikan adanya perbedaan pendapat dalam strategi politik, tetapi juga menyoroti potensi perpecahan internal di PDIP Kota Sungaipenuh. Dengan posisi mereka sebagai tokoh penting di partai, langkah ini bisa memicu efek domino di kalangan kader lainnya, yang merasa kurang puas dengan arah partai. Perpecahan internal semacam ini dapat melemahkan kekompakan PDIP dalam menghadapi pilkada, membuat partai tersebut rentan terhadap peralihan dukungan ke pihak lain.

3. Pengaruh Terhadap Basis Dukungan PDIP:

Dengan Zahardi dan Lisminar secara terbuka mendukung Alfin-Azhar, ada kemungkinan besar bahwa basis dukungan PDIP di Sungaipenuh akan terpecah. Pendukung Zahardi dan Lisminar, yang selama ini mungkin setia pada PDIP, bisa saja mengikuti jejak mereka untuk mendukung pasangan Alfin-Azhar. Ini tentu menjadi ancaman serius bagi Ahmadi Zubir, yang harus berupaya keras untuk mempertahankan dukungan di tengah arus yang beralih.

4. Potensi Pergeseran Dinamika Politik:

Alfin-Azhar, dengan gaya politik yang lebih inklusif dan terbuka, memiliki peluang untuk menarik lebih banyak kader dan simpatisan dari partai lain, termasuk PDIP. Jika tren ini terus berlanjut, Alfin-Azhar bisa menjadi kekuatan baru yang signifikan dalam Pilkada Sungaipenuh 2024. Pergeseran dukungan ini tidak hanya mengancam dominasi PDIP, tetapi juga berpotensi merubah peta politik di Sungaipenuh secara keseluruhan.

Situasi politik di Sungaipenuh menjelang Pilwako 2024 semakin tidak menentu dengan adanya pergeseran dukungan dari kader senior PDIP. Hal ini tidak hanya mencerminkan ketidakpuasan internal terhadap kepemimpinan Ahmadi Zubir, tetapi juga membuka peluang bagi pasangan Alfin-Azhar untuk meraih dukungan yang lebih luas.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.