Jambi – Anggota DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, menegaskan pentingnya penyelamatan Intake Aurduri yang menjadi salah satu sumber utama suplai air bersih di Kota Jambi. Ancaman longsor yang terjadi setelah hujan deras pada Jumat, 4 Oktober 2024, telah merusak sebagian pagar intake dan meningkatkan kekhawatiran akan gangguan serius pada operasi penyadapan air baku.
Ivan menyatakan bahwa upaya penyelamatan intake ini harus menjadi prioritas dan menekankan pentingnya dukungan penuh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS), yang memiliki tanggung jawab atas pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
"Intake Aurduri ini harus diselamatkan segera, dan pembangunan infrastrukturnya merupakan tanggung jawab BWSS. Kami sudah berkoordinasi dengan BWSS, mereka sangat responsif dan telah turun ke lapangan untuk menginventarisasi langkah-langkah yang akan diambil," ujar Ivan Wirata.
Ivan Wirata menekankan bahwa penyelamatan intake Aurduri memerlukan kolaborasi lintas lembaga. BWSS, menurut Ivan, akan berperan dalam merancang desain drainase dan penanganan tebing serta pengelolaan sampah di sekitar lokasi intake.
"Ini harus ditangani secara terpadu, dengan berbagi tugas antara BWSS dan Perumda Tirta Mayang. Saya juga telah berkoordinasi dengan Ketua DPRD Kota Jambi untuk memastikan kolaborasi lintas lembaga ini berjalan lancar. Target kami, pada tahun 2025 masalah ini bisa selesai," tambah Ivan.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Mayang, Dwike Riantara, yang meninjau langsung lokasi longsor, menyatakan bahwa meskipun longsor belum berdampak pada operasional intake, pihaknya sangat khawatir jika longsor berlanjut dan menggerus konstruksi dermaga serta rumah panel pompa.
"Jika longsor ini terus berlanjut dan intake terganggu, maka produksi air akan terhenti, yang bisa berdampak pada suplai air bersih untuk 23 ribu lebih pelanggan di Kecamatan Telanaipura, Alam Barajo, dan sebagian Kota Baru," kata Dwike Riantara.
Untuk mencegah longsor lanjutan, Mustazal Khomidi, Direktur Teknik Tirta Mayang, menyatakan bahwa pihaknya akan memasang tiang pancang, bar screen, dan bronjong sebagai turap darurat untuk menahan laju erosi di tepi Sungai Batanghari.
"Curah hujan yang meningkat saat ini menyebabkan arus Sungai Batanghari makin kuat, yang mempercepat proses erosi di sekitar intake," jelas Mustazal Khomidi.
Mustazal menambahkan bahwa longsor di lokasi tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu, namun kali ini dampaknya lebih signifikan karena telah meruntuhkan sebagian pagar intake.
Dengan kondisi curah hujan yang meningkat dan ancaman erosi yang semakin besar, penyelamatan intake Aurduri menjadi semakin mendesak. Kolaborasi antar-lembaga menjadi kunci untuk memastikan penanganan cepat dan tepat agar distribusi air bersih di Kota Jambi tidak terganggu.
Upaya penyelamatan ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi keberlanjutan suplai air bersih di Jambi, serta meningkatkan ketahanan infrastruktur dalam menghadapi bencana alam.(*)
Add new comment